Peran Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) terhadap Minat Belajar Seni Kaligrafi Al-Quran Generasi Muslim

Sri Rahma Yul Insani, M.Pd-IST/Jambi Independent-Jambi Independent

Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) adalah sebuah ajang kompetisi yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca, menghafal, menulis, memahami, menafsirkan dan mensyiarkan Al-Quran dengan baik dan benar. MTQ tidak hanya berfungsi sebagai ajang kompetisi, tetapi juga sebagai sarana untuk mempromosikan Al-Quran dan meningkatkan kesadaran umat Islam akan pentingnya mempelajari dan mengamalkan Al-Quran. 

Salah satu cabang yang diperlombakan dalam Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) adalah cabang seni kaligrafi Al-Qur’an. Seni kaligrafi Al-Qur’an adalah cabang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) yang menekankan kepada kemahiran menulis dan/atau melukis ayat-ayat Al-Qur’an. Seni kaligrafi Al-Qur’an bertujuan mendidik untuk melahirkan para khattat dan pelukis kaligrafi yang mahir dan profesional, memiliki peranan dan fungsi dalam kehidupan individu dan sosial pesertanya. Dalam fungsi-fungsi individual, seni kaligrafi Al-Qur’an berperan sebagai sarana komunikasi, sumber usaha, dan wahana ekspresi yang penuh nilai estetika. Sedangkan dalam fungsi-fungsi sosialnya seni kaligrafi Al-Qur’an membuka jalan dan mendorong semakin banyak digunakannya kaligrafi untuk segala kepentingan seperti dekorasi mesjid dan panggung-panggung atraksi, penulisan buku-buku pelajaran, mushaf Al-Qur’an, majalah, koran, dan sarana-sarana informasi tekstual dan visual seperti advertensi dan pameran. Kaligrafi juga difungsikan untuk medium-medium seni dan sarana peralihan kebudayaan dan peradaban. Dalam tulisan ini, penulis akan membahas peran MTQ terhadap minat belajar seni kaligrafi Al-Quran generasi Muslim.

BACA JUGA:Istana Akui Pengarsipan Tak Rapi

BACA JUGA:Densus 88 Selidiki Ancaman Bom Pesawat Saudia Airlines

Sejarah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ)

MTQ telah menjadi bagian dari budaya Islam sejak zaman dahulu. Sejarah MTQ dapat ditelusuri kembali ke zaman Nabi Muhammad SAW, di mana beliau sendiri telah memerintahkan umat Islam untuk membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Seiring dengan perkembangan waktu, MTQ menjadi ajang kompetisi yang diikuti oleh umat Islam dari seluruh dunia.

Di Indonesia, MTQ merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilaksanakan mulai dari tingkat daerah hingga tingkat nasional. MTQ pertama kali diselenggarakan di Makassar, Sulawesi Selatan. Kala itu hanya melombakan tilawah dewasa saja, yang melahirkan Qari Ahmad Syahid dari Jawa Barat dan Muhammadong dari Sulawesi Selatan. Sedangkan untuk cabang seni kaligrafi Al-Qur’an pertama kalinya dikompetisikan dalam bentuk sayembara pada MTQ Nasional ke-12 tahun 1981 di Banda Aceh disusul kemudian MTQ Nasional ke-13 tahun 1983 di Padang. Materi lombanya adalah penulisan ayat-ayat Al-Qur’an dalam bentuk naskah hitam putih dengan tinta cina hitam. Dalam MTQ Nasional ke-14 tahun 1985 di Pontianak, kaligrafi tidak disayembarakan dan hanya didemonstrasikan di kain spanduk di muka umum. Kaligrafi barulah dilombakan secara langsung dengan diikuti utusan yang mewakili kafilah Provinsi pada MTQ Nasional ke-15 tahun 1988 di Bandar lampung dan MTQ Nasional ke-16 tahun 1991 di Yogyakarta untuk mengerjakan karya Penulisan Buku, Penulisan Dekorasi, dan Penulisan Hiasan Al-Qur’an tanpa membedakan kelas putra dan putri. Pada MTQ Nasional ke-17 tahun 1994 di Pekanbaru dan MTQ-MTQ Nasional selanjutnya, peserta seni kaligrafi Al-Qur’an diwakili oleh putra dan putri dari setiap Provinsi untuk masing-masing mengerjakan karya Golongan Naskah, Hiasan Mushaf,  Dekorasi, lukis kontemporer dan kaligrafi digital.

Dari fenomena musabaqah ini, penulis melaksanakan penelitian sebagai salah satu tanggung jawab pada Tri Dharma Perguruan Tinggi. Penulis melaksanakan penelitian di Rumah Kaligrafi Dar el-Qalam Kota padang yang merupakan pusat pembelajaran seni kaligrafi Al-Qur’an di Sumatera Barat. Dalam melakukan proses penelitian, penulis melakukan wawancara dan observasi terhadap peserta didik yang mengikuti pelatihan rutin di Rumah Kaligrafi Dar el-Qalam ini. Peserta didik di Rumah Kaligrafi Dar el-Qalam merupakan peserta aktif dalam MTQ tingkat daerah hingga tingkat nasional.

Setelah melakukan wawancara dan observasi terhadap peserta didik di Rumah Kaligrafi Dar el-Qalam, penulis menyimpulkan bahwa MTQ memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan minat belajar seni kaligrafi Al-Quran generasi Muslim. Berikut beberapa alasan MTQ dapat meningkatkan minat belajar seni kaligrafi Al-Quran:

1. Meningkatkan motivasi: MTQ dapat meningkatkan motivasi generasi Muslim untuk mempelajari seni kaligrafi Al-Quran dengan baik dan benar. Dengan adanya kompetisi, mereka dapat merasa terdorong untuk meningkatkan kemampuan menulis kaligrafi Al-Quran.

2. Meningkatkan kesadaran: MTQ dapat meningkatkan kesadaran generasi Muslim akan pentingnya mempelajari dan mengamalkan Al-Quran. Dengan demikian, mereka dapat lebih memahami nilai-nilai Al-Quran dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Meningkatkan kemampuan: MTQ dapat meningkatkan kemampuan generasi Muslim dalam menulis kaligrafi Al-Quran dengan baik dan benar. Dengan adanya pelatihan dan kompetisi, mereka dapat memperbaiki kemampuan menulis kaligrafi Al-Quran mereka.

Selain itu, MTQ juga memiliki dampak yang positif terhadap generasi Muslim dalam mempelajari seni kaligrafi Al-Qur’an. Berikut beberapa dampak positif MTQ:

1. Meningkatkan kecintaan terhadap Al-Quran: MTQ dapat meningkatkan kecintaan generasi Muslim terhadap Al-Quran. Dengan mempelajari seni kaligrafi Al-Quran, mereka dapat merasa lebih dekat dengan Allah SWT.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan