Menteri LHK dan Kepala BNPB Tinjau Kahutla di Jambi

Menteri LHK dan BNPB saat bersiap untuk meninjau Karhutla di Desa Gambur Jaya menggunakan helikopter.-Ist/Jambi Independent-Jambi Independent
JAMBI - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Hanif Faisol Nurofiq bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto dan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Prof. Dwikorita Karnawati melakukan kunjungan langsung ke Jambi untuk memastikan penanganan Karhutla berjalan efektif dan terkoordinasi.
Kunjungan tersebut diawali dengan peninjauan udara menggunakan helikopter ke lokasi karhutla di Desa Gambut Jaya, Kabupaten Muarojambi. Turut mendampingi rombongan, Gubernur Jambi Al Haris yang juga menjabat sebagai Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Karhutla Provinsi Jambi. Rombongan terbang dari Bandara Sultan Thaha Jambi menggunakan helikopter milik PT Wira Karya Sakti (WKS), menuju titik kebakaran yang tengah dalam proses pemadaman oleh tim gabungan Satgas Karhutla.
Setelah melakukan tinjauan lapangan, Menteri LHK, Kepala BNPB, dan Kepala BMKG menggelar rapat koordinasi tertutup bersama Gubernur Jambi dan unsur Forkopimda di Kantor Gubernur Jambi. Rapat tersebut membahas langkah-langkah konkret penanganan karhutla, termasuk evaluasi titik-titik rawan kebakaran, kesiapan sarana dan prasarana pemadaman, hingga sosialisasi pencegahan ke masyarakat.
Dalam rapat tersebut, Menteri LHK Hanif Faisol menekankan pentingnya sinergi pusat dan daerah dalam mengendalikan karhutla.
BACA JUGA:Mandor Jadi Saksi Kunci, Polisi Selidiki Dalang Karhutla di Sungai Gelam
BACA JUGA:Ini Daerah di Indonesia yang Dapat Peringatan Tsunami Pasca Gempa Dahsyat M8,7 di Rusia
“Kami ingin memastikan seluruh sumber daya yang ada dioptimalkan untuk mencegah perluasan titik api. Penegakan hukum juga harus tegas,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BNPB Suharyanto menyatakan bahwa pihaknya siap memberikan bantuan tambahan, baik personel maupun peralatan, untuk memperkuat upaya pemadaman dan mitigasi karhutla di Jambi.
Berdasarkan data Satgas Karhutla Provinsi Jambi, dari 1 Januari hingga 27 Juli 2025 tercatat 266 titik hotspot berdasarkan pantauan satelit Aqua Terra dan Suomi NPP. Titik-titik tersebut tersebar di berbagai kabupaten/kota dengan sebaran tertinggi di Kabupaten Sarolangun (65 titik), Muarojambi (56), Merangin (45), dan Tanjab Barat (46). Sementara Kota Jambi dan Sungaipenuh tercatat nol hotspot.
Adapun data luas lahan yang terbakar sejak awal tahun hingga 26 Juli 2025 mencapai 421,77 hektare, dengan kerusakan terparah terjadi di Kabupaten Muarojambi seluas 270 hektare. Lahan terbakar juga ditemukan di Kabupaten Sarolangun seluas 63,70 ha, Tanjab Barat seluas 62,30 ha, Batanghari seluas 16,60 ha, Tebo seluas 6 ha, dan Merangin 3,17 ha.
BMKG melaporkan bahwa potensi kebakaran dipengaruhi oleh tingkat kemudahan terbakar pada lapisan atas permukaan tanah. Sebagian wilayah seperti Kabupaten Muarojambi, Tanjab Barat, Tanjab Timur, Batanghari, dan Tebo masuk kategori mudah hingga sangat mudah terbakar, sementara wilayah lainnya relatif aman.
Meski sejumlah titik api masih ditemukan, kualitas udara di Jambi masih terpantau dalam kategori baik hingga sedang. Data Indeks Standar Pencemar Udara (ISPI) parameter PM 2.5 menunjukkan Kota Jambi berada di angka 58 (sedang), Muaro Jambi 43 (baik), Tebo 38 (baik), sementara alat ISPU di Tanjab Timur saat ini sedang dalam kondisi off.
BMKG juga menyampaikan prakiraan cuaca untuk wilayah Provinsi Jambi umumnya cerah berawan dengan potensi hujan ringan pada siang hingga sore hari di beberapa wilayah. Kondisi ini diharapkan membantu proses pemadaman lahan oleh Satgas Karhutla.