Tentang Belajar, Jatuh Cinta, dan Melepaskan

-IST/JAMBI INDEPENDENT-Jambi Independent
Belajar di luar negeri seringkali dianggap sebagai gerbang menuju masa depan gemilang. Tapi bagi Anna De La Vega, satu tahun di Oxford justru menjadi pelajaran paling emosional tentang cinta, kehilangan, dan keberanian untuk melepaskan.
My Oxford Year, film drama romantis terbaru tahun 2025 yang dibintangi oleh Sofia Carson dan Corey Mylchreest, membawa kita pada perjalanan batin seorang perempuan muda yang tak hanya berjuang menaklukkan dunia akademik, tetapi juga hatinya sendiri.
Dari Cornell ke Oxford: Awalnya Tentang Ambisi
Anna adalah mahasiswi cemerlang asal Amerika. Ia baru saja lulus summa cumlaude dari Cornell University dan mendapatkan tawaran kerja bergengsi di Goldman Sachs.
BACA JUGA:Tantang Diri untuk Hemat dan Kelola Uang Lebih Bijak
BACA JUGA:Deretan Makanan yang Bikin Tulang Keropos
Tapi Anna punya rencana lain, menunda karier untuk mengejar gelar Master di Universitas Oxford. Impian intelektualnya sejak lama.
Di hari pertamanya, sebuah pertemuan konyol dengan seorang pria Inggris yang tampak angkuh, Jamie Davenport. Yang justru membuka bab baru dalam hidupnya. Siapa sangka pria itu adalah dosen yang akan mengajarnya?
Cinta yang Tumbuh dari Ejekan dan Obrolan Sastra
Hubungan mereka berkembang dari saling sindir menjadi akrab. Jamie, seorang dosen tampan yang juga tengah menempuh studi doktoral, membawa Anna pada dunia baru. Pub Inggris, perdebatan sastra, dan malam-malam hangat di kota tua penuh sejarah.
Namun, hubungan itu sejak awal tidak pernah sederhana. Di balik pesonanya, Jamie menyimpan rahasia besar. Ia mengidap penyakit kanker genetik yang juga merenggut nyawa kakaknya, Eddie. Ia memilih menghentikan pengobatan, dan ingin hidup sebebas mungkin di waktu yang tersisa.
Anna, yang perlahan jatuh cinta, dihadapkan pada pilihan besar. Tetap bersama Jamie dan melewati semuanya, atau kembali ke jalur karier yang sudah ia siapkan sejak lama.
Pelajaran dari Cinta yang Terbatas Waktu
Hubungan Anna dan Jamie tak berlangsung mulus. Pertengkaran demi pertengkaran terjadi, bukan karena kurang cinta, tapi karena terlalu banyak ketakutan.