Pembayaran Parkir Via QRIS di Jambi Terkendala, Juru Parkir Minta Kelonggaran dari Pemerintah

Eli Revida, seorang juru parkir di Pasar Aurduri melayani pembayaran parkir via QRIS. -Ratna Damayanti/jambi independent-

“QRIS itu agar ribet, saya sendiri kurang paham teknologi. Mending langsung bayar tunai saja, lebih cepat dan jelas,” ujar Untung.

Di Pasar Hongkong, tarif parkir resmi ditetapkan Rp2.000 untuk sepeda motor dan Rp3.000 untuk mobil. 

BACA JUGA:Antusias Lomba Mancing HUT Kormi ke-25 di Kuala Tungkal

BACA JUGA:Jalan Pagi Bikin Hidup Lebih Sehat & Bahagia

Dari hasil parkir harian, juru parkir seperti Untung menyetorkan Rp10.000 ke Dinas Perhubungan, sementara sisanya menjadi penghasilan pribadi. 

Dalam sehari, ia bisa mengantongi sekitar Rp75.000 hingga Rp80.000, tergantung kondisi pasar.

Sementara itu, dari sisi pengguna, tak sedikit pengendara yang juga mengeluhkan kurangnya efisiensi dalam menggunakan QRIS. 

Seorang warga yang sempat mencoba membayar dengan QRIS mengaku prosesnya memakan waktu lebih lama dari pembayaran tunai.

BACA JUGA:Atasi Masuk Angin Dengan Herbal Alami

BACA JUGA:Waspada Makanan Penyebab Diabetes

“Harus buka aplikasi, cari sinyal, kadang malah gagal scan. Kalau sedang buru-buru, ini jadi tidak praktis. Tapi memang ada sisi positifnya, seperti saat kita tidak punya uang kecil, QRIS cukup membantu,” ujar pengguna yang enggan disebut namanya.

Kebijakan pembayaran parkir non-tunai ini merupakan bagian dari program Pemerintah Kota Jambi dalam mendorong digitalisasi layanan publik. 

Namun, melihat kondisi di lapangan, para juru parkir berharap agar kebijakan tersebut bisa lebih adaptif terhadap keterbatasan teknologi dan literasi digital, baik dari sisi petugas maupun masyarakat pengguna jasa. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan