Tren Kuliner Ramah Lingkungan:Pengusaha Muda Jambi Manfaatkan Sepeda Listrik untuk Jualan Makanan

Penjual makanan keliling identik dengan sepeda biasa atau motor, kini sejumlah pelaku usaha kuliner mengandalkan sepeda listrik. -Ratna Damayanti/jambi independent-
Dalam hal penjualan, Kopia mencatat omzet harian sekitar Rp4–5 juta, sementara Burger Keliling KIKA bisa mencapai Rp7–9 juta per hari.
BACA JUGA:Pasar Hong Kong Jelutung: Pasar Kecil yang Bernuansa Tionghoa di Kota Jambi
BACA JUGA:Wali Kota Maulana Dukung Penuh pembangunan Meritokrasi
Di balik viralnya Burger Keliling KIKA, Ibnu menyebut rasa bangga bukan hanya karena penjualan meningkat.
“Kebanggaan saya itu ketika orang bertanya, ‘franchise-nya dari mana?’ Padahal ini murni hasil pemikiran sendiri. Itu yang bikin puas,” ungkapnya.
Menariknya, Ibnu juga menilai bahwa berjualan dengan sistem mangkal bersama berbagai merek lain justru memberi keuntungan.
“Itulah gunanya seperti tertib pasar. Orang nyari di satu titik, jadi semakin ramai brand bertambah, pasarnya semakin luas. Pembeli makin banyak, orang makin tahu walaupun ada banyak pilihan. Itu bukan masalah buat kami, malah menguntungkan,” katanya.
BACA JUGA:Wali Kota Maulana Dukung Penuh pembangunan Meritokrasi
BACA JUGA:Pasca Kebakaran Pada Rabu Pagi, Wakil Wali Kota Diza Langsung Tinjau SMPN 20 Kota Jambi
Tak hanya menu modern seperti burger, makanan tradisional pun ikut meramaikan fenomena sepeda listrik ini.
Wawan (32) adalah salah satu contoh dengan brand Doyan Pempek. Sudah sekitar delapan bulan ia menjalankan bisnis franchise pempek keliling.
Dengan harga Rp2.000 per potong, Wawan menawarkan beragam varian mulai dari adaan, lenjer, telor, tahu, kulit, otak-otak, sate, hingga kates yang menjadi favorit pelanggan karena ukurannya lebih besar.
“Sehari saya bawa sekitar 900 biji, kalau hari Minggu bisa 1.000. Biasanya ramai karena banyak orang luar kota seperti dari Tebo dan Bungo datang ke Jamtos. Mereka mampir beli pempek di sini,” tuturnya.
BACA JUGA:Antusias Lomba Mancing HUT Kormi ke-25 di Kuala Tungkal