Mengenal Rudo, Tokoh Utama Anime Gachiakuta, Si Pecinta Benda Terbuang

-Ist/Jambi Independent-Jambi Independent

Rudo Surebrec, karakter utama anime Gachiakuta bukan pahlawan yang muncul dari kemewahan. Ia lahir dan tumbuh di tepian peradaban. Di Tribesfolk, sebuah kota kumuh yang menjadi rumah bagi si miskin.

Tempat itu merupakan warisan manusia yang diasingkan karena sejarah kelam leluhur mereka. Di mata kaum atas, nama seperti Rudo tak lebih dari label sampah.

Meski begitu, Rudo adalah anak yang cemerlang. Ia begitu mencintai barang-barang yang punya label seperti dirinya.

Gachiakuta, serial anime yang diadaptasi dari manga karya Kei Urana oleh studio Bones, menceritakan sosok Rudo yang diasuh oleh Regto setelah ditinggalkan oleh orang tuanya. Masa kecil Rudo membentuk gagasannya tentang keluarga, harga diri, dan balas dendam.

BACA JUGA:Inspirasi Home Office Aesthetic untuk Kerja yang Lebih Fokus

BACA JUGA:KPK Tahan Eks Dirut PT PGN

Dengan latar belakang tersebut, Rudo terbentuk sebagai pribadi yang keras kepala dan kasar. Sejak kecil, Rudo akrab dengan rasa lapar, stigma, dan tangan kasar dunia.

Regto, figur pengganti ayah, memberinya sepasang sarung tangan, benda yang akan menjadi pusat takdirnya.

Awalnya, semua berjalan biasa saja. Tetapi tuduhan pembunuhan yang bukan perbuatannya menghantarkan Rudo ke jurang bernama The Pit.

Setelah Regto tewas, Rudo yang dituduh membunuh dijatuhkan ke Pit. Peristiwa itu sebagai titik balik plot sekaligus mengukir motivasi Rudo.

Dirinya ingin mengembalikan harga diri melalui pembuktian dan balas dendam. Yakni terhadap mereka yang membuang dan menuduh.

Tempat itu digunakan kaum kelas atas untuk tempat pembuangan akhir sampah. Bahkan menjadi tempat penghukuman bagi siapa pun yang ketahuan berbuat kriminal.

Ternyata Pit juga menyimpan berbagai makhluk kelam dan ganas. Di sana, sampah menjadi hidup lalu berubah menjadi monster yang haus darah.

Setelah dibuang, hidup Rudo berubah. Dari pengais sampah menjadi cleaner, pemburu sekaligus pembersih dari monster sampah yang hidup.

Cleaner punya kemampuan unik. Yaitu mampu mengubah benda kesayangan mereka menjadi vital instrument atau objek vital.

Kekuatan Rudo, yang sekaligus paradoksnya, berpaut pada hal yang dianggap hina: sampah. Instrumen penting Rudo adalah 3R.

Itu merupakan sepasang sarung tangan dari seri Watchman yang diberikan Regto. Kemampuan utama 3R memungkinkan Rudo menghidupkan tiga benda sekaligus.

Sarung tangan itu mengambil jiwa dari barang-barang yang dibuang. Kemudian 3R merancangnya menjadi senjata, alat, atau bahkan perisai.

Lebih jauh, Rudo bisa memadatkan energi dari tiga benda itu ke dalam satu objek. Kemudian memperkuatnya beberapa kali lipat.

Tapi semua itu ada harganya. Benda-benda itu biasanya rapuh dan hanya bertahan selama tugasnya selesai. Senjata Rudo sering retak atau hancur setelah dipakai.

Itu menyimbolkan keindahan sementara yang menjadi tema inti anime Gachiakuta: nilai terselubung pada barang yang dibuang.

Sifat dan sikap Rudo memberi warna emosional pada cerita. Ia cenderung keras kepala, pendiam, dan didorong oleh emosi mentah.

Rudo bisa marah, rindu, dan haus pembuktian. Namun di balik kegetiran, ada empati yang tak mudah tampak. Bahwa Rudo peduli pada sesama tribesfolk.

Terutama mereka yang mengingatkannya pada Regto atau yang dipinggirkan seperti dirinya. Sikapnya dalam pertarungan menampilkan keseimbangan antara impulsif dan insting bertahan hidup.

Ia mengeksploitasi kreativitas dalam medan tempur. Mengubah sampah sekenanya menjadi alat tajam. Setiap gerakan yang ia lakukan memiliki maksud. Setiap pecahan barang yang ia jalankan menyimpan kenangan.

Perjalanan Rudo juga soal identitas. Ia sering bergulat antara keinginan kembali ke Sphere—tingkat atas tempat kaum atas tinggal—dan kenyataan bahwa akar dan kekuatannya lahir dari The Pit.

Konflik itu membentuk busur karakter. Tentang apakah ia akan menjadi alat pembalasan atau pembawa perubahan yang menantang struktur yang menyingkirkan manusia.

Interaksi Rudo dengan teman seperjuangan (Enjin, Zanka, Riyo) menampilkan sisi lain dirinya. Yakni sebagai pemimpin yang tak bernama, teman yang setia, dan kadang anak yang takut kehilangan lagi.

Di layar, Rudo diperankan oleh Aoi Ichikawa (versi Jepang) dan Bryson Baugus (versi Inggris). Keduanya memberi nuansa yang berbeda. Satu lebih raw dan terpendam, satunya memberi sentuhan emosi yang mudah diterima penonton internasional.

Rudo adalah cermin bagi dunia Gachiakuta. Ia memantulkan luka, kemarahan, dan juga kemampuan untuk mencipta dari yang dibuang.

 

Dalam sarung tangan 3R, sampah menjadi alat protes, alat bertahan, dan kadang sebagai alat pengampunan. Jika cerita tersebut adalah sebuah kota, Rudo adalah jiwanya yang tak rela mati. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan