Waspada Efek Samping Antasida, Bisa Picu Sembelit hingga Batu Ginjal

Ilustrasi - Seorang wanita menahan sakit perut -Alodokter -
JAMBIKORAN.COM – Antasida kerap menjadi pilihan utama masyarakat untuk meredakan mulas, nyeri lambung, atau gangguan pencernaan akibat asam lambung berlebih.
Obat bebas ini memang memberikan efek cepat, tetapi para ahli mengingatkan penggunaannya tidak boleh berlebihan karena berpotensi menimbulkan efek samping serius.
Menurut laporan Very Well Health yang dikutip Rabu (1/10), antasida dengan kandungan tertentu dapat memicu gangguan kesehatan bila dipakai tanpa aturan.
Antasida yang mengandung kalsium karbonat atau aluminium, misalnya, diketahui dapat menyebabkan sembelit, kembung, dan penumpukan gas. Pada sebagian orang, kondisi ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari bila penggunaan obat dilakukan terlalu sering.
BACA JUGA:Walikota Maulana: Organda Harus Ambil Peran, dalam Perubahan Sistem Transportasi Kota
BACA JUGA:Musik Jadi Media Healing, Isyana Sarasvati Gunakan sebagai Bentuk Journaling
Sebaliknya, antasida berbahan magnesium hidroksida justru dapat memicu diare, bahkan disertai mual dan kram perut bila dikonsumsi dalam dosis tinggi. Efek ini membuat pasien kesulitan menemukan keseimbangan bila tidak memahami kandungan obat yang mereka gunakan.
Lebih jauh, penggunaan antasida jangka panjang dengan dosis berlebih juga dapat mengganggu keseimbangan elektrolit tubuh, yaitu mineral penting seperti kalsium, magnesium, dan aluminium.
Ketidakseimbangan elektrolit bisa berdampak pada fungsi jantung, otot, ginjal, hingga sistem saraf. Gejala umum yang dapat muncul antara lain pusing, kelemahan otot, detak jantung tidak teratur, kebingungan, hingga nyeri tulang.
Selain itu, antasida yang mengandung kalsium berisiko memicu terbentuknya batu ginjal, terutama bila dikombinasikan dengan suplemen kalsium.
BACA JUGA:Jangan Tunggu Kosong, Ini Bahaya Tangki Motor yang Jarang Diisi Bensin
BACA JUGA:Kolaborasi Romantis Rizky Febian dan Mahalini, Isu Royalti Jadi Perhatian Arie Kriting
Gejala yang perlu diwaspadai mencakup nyeri hebat pada punggung atau pinggang, rasa terbakar saat buang air kecil, hingga munculnya darah dalam urine.
Sementara itu, penggunaan antasida berbahan aluminium dalam jangka panjang dikaitkan dengan melemahnya tulang dan peningkatan risiko osteoporosis.
Para ahli menegaskan, meskipun dijual bebas, antasida sebaiknya hanya digunakan untuk pengobatan jangka pendek atau sesekali saja.
Jika gejala gangguan pencernaan berlangsung terus-menerus, sebaiknya pasien berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan tepat.
BACA JUGA:Ketua DPD HKTI Jambi, SAH Tegaskan Era Prabowo Petani Padi Nikmati Harga Jual Tinggi
BACA JUGA:Mastantuono Hidupkan Sayap Kanan!
Sebagai langkah pencegahan, perubahan gaya hidup dinilai lebih efektif dibandingkan mengandalkan obat.
Hal ini meliputi menghindari makanan pemicu asam lambung, berhenti merokok, menjaga berat badan ideal, serta memperbanyak konsumsi serat dari buah, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Dengan cara ini, masalah pencernaan dapat dikendalikan tanpa harus bergantung pada obat. (*)