Pop Mart Catat Lompatan Pendapatan Berkat Fenomena Labubu yang Mendunia

Pop Mart Catat Lompatan Pendapatan Berkat Fenomena Labubu yang Mendunia--
JAMBIKORAN.COM — Produsen mainan asal Tiongkok, Pop Mart, mencatat peningkatan pendapatan yang luar biasa sepanjang 2024.
Perusahaan tersebut berhasil membukukan pendapatan mencapai US$1,8 miliar atau sekitar Rp29 triliun (dengan kurs Rp16.000 per dolar AS), dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
Kenaikan ini didorong oleh kesuksesan besar karakter ikonik mereka, Labubu, yang tengah menjadi tren global di kalangan penggemar mainan koleksi.
CEO Pop Mart, Wang Ning, menuturkan bahwa perusahaan optimistis tren positif ini akan terus berlanjut.
BACA JUGA:Menkeu Purbaya Tegaskan Bersih-bersih Pegawai Nakal, Kini Giliran Bea Cukai
BACA JUGA:Hati-hati! 10 Makanan Ini Bisa Bikin Asam Lambung Naik Lagi
Ia memproyeksikan target pendapatan sebesar US$4,2 miliar atau sekitar Rp67 triliun pada 2025 bukanlah hal yang sulit untuk dicapai, mengingat antusiasme pasar yang terus meningkat terhadap produk Pop Mart.
Sejak perilisan koleksi Labubu pada Oktober 2023, angka penjualan Pop Mart melonjak tajam.
Berdasarkan laporan tahunan perusahaan dan estimasi internal, pendapatan Pop Mart terus meningkat dari tahun ke tahun: US$707 juta pada 2021, US$669 juta pada 2022, US$887 juta pada 2023, hingga menembus US$1,8 miliar pada 2024.
Angka tersebut diperkirakan akan naik lebih dari dua kali lipat pada 2025.
BACA JUGA:Bikin Bingung! Mobil Tanpa Sopir Langgar Aturan tapi Tak Bisa Ditilang
BACA JUGA:Kecelakaan Berujung Penemuan 1 Kg Sabu
Salah satu kunci keberhasilan Pop Mart terletak pada konsep blind box strategi pemasaran di mana pembeli tidak mengetahui karakter apa yang ada di dalam kotak hingga membukanya.
Sistem ini menciptakan rasa penasaran dan dorongan emosional untuk terus membeli, terutama bagi kolektor yang ingin melengkapi seri karakter Labubu yang beragam.