Bupati Minta Guru Budayakan Ucapan Maaf dan Terimakasih

Bupati Merangin H. M. Syukur menyerukan kepada seluruh kepala sekolah dan tenaga membudayakan sikap santun dalam berkomunikasi, khususnya dengan membiasakan ucapan "maaf" dan "terima kasih" dalam interaksi sehari-hari.-Ist/Jambi Independent-Jambi Independent
Bangko – Bupati Merangin H. M. Syukur menyerukan kepada seluruh kepala sekolah dan tenaga pendidik di wilayah Kabupaten Merangin untuk membudayakan sikap santun dalam berkomunikasi, khususnya dengan membiasakan ucapan "maaf" dan "terima kasih" dalam interaksi sehari-hari.
Hal ini disampaikan Bupati saat membuka kegiatan Sosialisasi Pengimbasan Peningkatan Pelayanan Mutu Pendidikan yang digelar di Aula SDN 149/VI Pinang Merah, Kecamatan Pamenang Barat, pada Kamis (16/7). Acara tersebut dihadiri para kepala sekolah, guru, serta pengawas dari empat kecamatan yakni Pamenang, Pamenang Barat, Pamenang Selatan, dan Renah Pamenang.
Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan kekecewaannya terhadap rendahnya tingkat kedisiplinan sebagian peserta, lantaran banyak yang datang terlambat ke lokasi acara. Ia bahkan menegaskan bahwa dirinya telah hadir lebih dulu dari para peserta, meski sebelumnya harus begadang hingga dini hari untuk membahas anggaran.
“Saya diundang hadir pukul 09.00 WIB dan saya datang tepat waktu, seperti biasa. Tapi ternyata banyak kepala sekolah yang belum datang saat acara seharusnya dimulai,” ujarnya dengan nada kecewa.
BACA JUGA: DPR Dorong Ditjen Imigrasi Benahi Sistem SDUWHV
Untuk memastikan kehadiran peserta, Bupati bahkan turun langsung memeriksa absensi. Hasilnya, banyak nama yang belum hadir padahal waktu telah menunjukkan lewat dari pukul 09.00 WIB.
Menurutnya, disiplin adalah fondasi utama yang harus dimiliki tenaga pendidik. Guru dan kepala sekolah harus mampu menjadi contoh, baik dalam ketepatan waktu, tanggung jawab, hingga integritas.
“Kalau gurunya tidak disiplin, bagaimana muridnya bisa disiplin? Kalau gurunya tidak jujur, bagaimana mungkin murid diajarkan kejujuran?” tegasnya.
Selain menyoroti soal disiplin, H. M. Syukur juga meminta para guru untuk meninggalkan metode pengajaran lama yang cenderung keras. Ia mengingatkan bahwa tidak ada anak yang benar-benar nakal—yang ada hanyalah anak yang belum dipahami karakternya.
“Jangan lagi marah-marah ke murid. Bangun komunikasi yang baik, pahami mereka. Jika sulit didekati, ajak bicara orang tuanya,” kata Bupati.
Lebih lanjut, Bupati juga menekankan pentingnya membangun budaya komunikasi yang positif di lingkungan sekolah. Guru diminta untuk terbiasa mengucapkan "terima kasih" kepada siswa yang menunjukkan perubahan sikap, serta tidak segan meminta maaf jika melakukan kesalahan.
“Budaya minta maaf dan mengucapkan terima kasih itu penting. Di Jepang, itu sudah jadi budaya. Saya ingin budaya semacam ini juga tumbuh di sekolah-sekolah kita,” ujarnya.
Ia menambahkan, meski zaman terus berkembang dan teknologi semakin maju, guru tidak boleh melupakan nilai-nilai luhur seperti norma agama, sosial, budaya, dan adat istiadat. Menurutnya, peningkatan mutu pendidikan harus dibarengi dengan penguatan karakter dan etika siswa—yang semuanya dimulai dari teladan guru. (*)