Uang Panai Bugis Tembus Miliaran, Ternyata Begini Makna dan Alasannya!

Reporter: Elisa Sakinah |

Editor: Finarman |

Selasa , 21 Oct 2025 - 12:00

Uang Panai Bugis Tembus Miliaran, Ternyata Begini Makna dan Alasannya!--

JAMBIKORAN.COM - Tradisi pernikahan masyarakat Bugis dikenal sarat makna sekaligus membutuhkan biaya adat yang tak sedikit.

Salah satu yang paling menarik perhatian adalah uang panai, pemberian dari pihak laki-laki kepada keluarga calon mempelai perempuan yang nilainya bisa mencapai miliaran rupiah.

Suku Bugis, yang berasal dari Sulawesi Selatan, memandang pernikahan bukan sekadar penyatuan dua insan, tetapi juga proses adat yang menjunjung tinggi kehormatan keluarga.

Rangkaian upacaranya pun cukup panjang, mulai dari pencarian jodoh, lamaran (Madduta/Massuro), perawatan calon pengantin (Mappesuri), malam pacar (Mappacci), hingga akad nikah (Mappasikarawa).

Di antara seluruh tahapan itu, uang panai menjadi simbol penting dalam menunjukkan kesungguhan seorang pria meminang wanita pujaannya.

Besarnya nominal bukan sekadar ukuran materi, melainkan bentuk penghormatan dan tanggung jawab kepada keluarga calon istri.

Nilai uang panai biasanya ditentukan berdasarkan sejumlah faktor, seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, status sosial, hingga asal-usul keluarga perempuan.

Semakin tinggi kedudukan atau pendidikan calon mempelai wanita, maka semakin besar pula jumlah yang disiapkan oleh pihak pria.

Sebagai gambaran, lulusan SMA umumnya memiliki uang panai sekitar Rp50 juta, sedangkan lulusan S1 ke atas berkisar antara Rp75 juta hingga Rp100 juta.

Jika calon mempelai perempuan berasal dari keluarga bangsawan atau memiliki status sosial tinggi, nominalnya bisa menembus angka miliaran rupiah.

uang panai bugis tembus miliaran, ternyata begini makna dan alasannya!                            jambikoran.com - tradisi pernikahan masyarakat bugis dikenal sarat makna sekaligus membutuhkan biaya adat yang tak sedikit.
salah satu yang paling menarik perhatian adalah uang panai, pemberian dari pihak laki-laki kepada keluarga calon mempelai perempuan yang nilainya bisa mencapai miliaran rupiah.
suku bugis, yang berasal dari sulawesi selatan, memandang pernikahan bukan sekadar penyatuan dua insan, tetapi juga proses adat yang menjunjung tinggi kehormatan keluarga.
rangkaian upacaranya pun cukup panjang, mulai dari pencarian jodoh, lamaran (madduta/massuro), perawatan calon pengantin (mappesuri), malam pacar (mappacci), hingga akad nikah (mappasikarawa).
baca juga: mantap! 9.994 siswa di tanjabtim dapat seragam sekolah gratis, orang tua langsung lega
baca juga: melesat! 1.318 koperasi produsen tumbuh di jambi, sinyal kuat geliat ekonomi kerakyatan
di antara seluruh tahapan itu, uang panai menjadi simbol penting dalam menunjukkan kesungguhan seorang pria meminang wanita pujaannya.
besarnya nominal bukan sekadar ukuran materi, melainkan bentuk penghormatan dan tanggung jawab kepada keluarga calon istri.
nilai uang panai biasanya ditentukan berdasarkan sejumlah faktor, seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, status sosial, hingga asal-usul keluarga perempuan.
semakin tinggi kedudukan atau pendidikan calon mempelai wanita, maka semakin besar pula jumlah yang disiapkan oleh pihak pria.
baca juga: lewat balikat, wali kota jambi ingin cetak influencer lokal yang mampu bersaing di era digital
baca juga: prakiraan cuaca kabupaten muaro jambi hari ini 21 oktober 2025
sebagai gambaran, lulusan sma umumnya memiliki uang panai sekitar rp50 juta, sedangkan lulusan s1 ke atas berkisar antara rp75 juta hingga rp100 juta.
jika calon mempelai perempuan berasal dari keluarga bangsawan atau memiliki status sosial tinggi, nominalnya bisa menembus angka miliaran rupiah.
penentuan uang panai dilakukan melalui musyawarah antara kedua keluarga agar tidak memberatkan pihak mana pun.
selain dalam bentuk uang tunai, panai juga bisa berupa emas, rumah, atau barang berharga lainnya sesuai kesepakatan bersama.
baca juga: manfaat body serum untuk kulit: melembapkan, mencerahkan, dan cegah penuaan
baca juga: mengenal sebaceous filament: bukan komedo, tapi bagian alami dari kuli
secara sosial, besar kecilnya uang panai sering dianggap sebagai cerminan komitmen dan keseriusan seorang pria.
tak jarang, banyak pria bugis rela bekerja keras bahkan merantau jauh demi mengumpulkan uang panai sebagai bukti cinta dan tanggung jawab.
tradisi ini pun tidak dimaknai sebagai “harga” perempuan, melainkan simbol yang dihargai, kesungguhan, dan kehormatan keluarga dalam membangun rumah tangga yang produktif. (*)