Lelah Terus Produktif? Begini 5 Cara Lepas dari Jerat Toxic Productivity
ilustrasi wanita terjebak toxic productivity--
JAMBIKORAN.COM - Di tengah gaya hidup serba cepat dan tuntutan kerja yang tinggi, banyak orang berlomba untuk selalu produktif dan berprestasi.
Namun, semangat untuk terus bekerja tanpa henti ini sering kali berubah menjadi jebakan berbahaya yang disebut toxic productivity.
Toxic productivity terjadi ketika seseorang terobsesi untuk selalu produktif hingga mengorbankan kesehatan fisik, mental, bahkan kehidupan pribadi.
Bukannya membawa kemajuan dalam karier, kebiasaan ini justru bisa menimbulkan stres, kelelahan, dan kehilangan makna hidup.
BACA JUGA:Bukan Sekadar Liburan, Traveling Kini Bisa Pertajam Lima Panca Indera
BACA JUGA:Bayi Tenang, Orang Tua Senang: Ini Tips Aman Traveling Jauh Bersama Si Kecil
Menurut psikolog klinis Natalie Dattilo dari Harvard Medical School, toxic productivity adalah dorongan internal untuk terus bekerja dan merasa bahwa apa pun yang dilakukan tidak pernah cukup.
Kondisi ini membuat seseorang sulit beristirahat tanpa rasa bersalah dan terus membandingkan diri dengan orang lain.
Ciri-ciri toxic productivity antara lain:
• Merasa bersalah ketika beristirahat.
BACA JUGA:Liburan Tanpa Cemas, Asuransi Perjalanan Jadi Kunci Keamanan Traveler
BACA JUGA:Traveling Jalan Kaki, Gaya Hidup Sehat yang Ramah Dompet dan Bumi
• Tidak bisa menikmati waktu luang tanpa merasa “tidak berguna”.
• Menunda istirahat demi menyelesaikan pekerjaan.