Lelah Terus Produktif? Begini 5 Cara Lepas dari Jerat Toxic Productivity

Reporter: Elisa Sakinah |

Editor: Finarman |

Selasa , 21 Oct 2025 - 15:00

ilustrasi wanita terjebak toxic productivity--

Cobalah memperbaiki pola hidup dengan tidur cukup (7–8 jam), makan bergizi, dan rutin berolahraga ringan seperti berjalan kaki 30 menit setiap hari.

3. Nikmati Waktu Luang Tanpa Rasa Bersalah

Istirahat bukan berarti malas. Justru, waktu luang adalah bagian penting dari proses produktivitas.

Biasakan diri untuk menikmati aktivitas yang tidak “menghasilkan” apa pun, seperti menonton film, mendengarkan musik, atau bermain dengan hewan peliharaan.

Tujuannya bukan untuk bekerja, melainkan untuk mengisi kembali energi dan kebahagiaan.

4. Hentikan Kebiasaan Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Media sosial sering menjadi pemicu toxic productivity karena menampilkan sisi terbaik kehidupan orang lain.

Batasi waktu berselancar di media sosial, terutama platform yang membuat Anda mudah merasa tertinggal.

Fokuslah pada pencapaian diri sendiri, sekecil apa pun itu.

5. Evaluasi dan Atur Ulang Tujuan Hidup

lelah terus produktif? begini 5 cara lepas dari jerat toxic productivity                            jambikoran.com - di tengah gaya hidup serba cepat dan tuntutan kerja yang tinggi, banyak orang berlomba untuk selalu produktif dan berprestasi.
namun, semangat untuk terus bekerja tanpa henti ini sering kali berubah menjadi jebakan berbahaya yang disebut toxic productivity.
toxic productivity terjadi ketika seseorang terobsesi untuk selalu produktif hingga mengorbankan kesehatan fisik, mental, bahkan kehidupan pribadi.
bukannya membawa kemajuan dalam karier, kebiasaan ini justru bisa menimbulkan stres, kelelahan, dan kehilangan makna hidup.
baca juga:bukan sekadar liburan, traveling kini bisa pertajam lima panca indera
baca juga:bayi tenang, orang tua senang: ini tips aman traveling jauh bersama si kecil
menurut psikolog klinis natalie dattilo dari harvard medical school, toxic productivity adalah dorongan internal untuk terus bekerja dan merasa bahwa apa pun yang dilakukan tidak pernah cukup.
kondisi ini membuat seseorang sulit beristirahat tanpa rasa bersalah dan terus membandingkan diri dengan orang lain.
ciri-ciri toxic productivity antara lain:
• merasa bersalah ketika beristirahat.
baca juga:liburan tanpa cemas, asuransi perjalanan jadi kunci keamanan traveler
baca juga:traveling jalan kaki, gaya hidup sehat yang ramah dompet dan bumi
• tidak bisa menikmati waktu luang tanpa merasa “tidak berguna”.
• menunda istirahat demi menyelesaikan pekerjaan.
• sering membandingkan diri dengan pencapaian orang lain di media sosial.
jika tanda-tanda itu terasa familiar, mungkin sudah saatnya anda mulai mengevaluasi diri.
baca juga:uin sts jambi gelar pekan lingkungan dan seminar nasional, soroti masa depan sungai batanghari
baca juga:uang panai bugis tembus miliaran, ternyata begini makna dan alasannya!
berikut lima cara efektif untuk lepas dari jerat toxic productivity dan kembali menyeimbangkan hidup.
1. tetapkan batas waktu antara kerja dan istirahat
bagi mereka yang terjebak dalam toxic productivity, batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi sering kali kabur.
mulailah dengan membuat jadwal kerja yang jelas, misalnya dari pukul 09.00 hingga 17.00. setelah jam itu, hentikan aktivitas kerja dan nikmati waktu pribadi.
baca juga:prakiraan cuaca bmkg: jambi dan kota-kota besar lain diramal hujan hari ini, waspada petir! 
baca juga:mantap! 9.994 siswa di tanjabtim dapat seragam sekolah gratis, orang tua langsung lega
gunakan waktu luang untuk beristirahat, menulis jurnal, melakukan hobi, atau sekadar bersantai bersama keluarga dan teman.
2. utamakan kesehatan dan kesejahteraan
kesehatan fisik dan mental sering menjadi korban pertama dari toxic productivity.
tubuh pegal, mata lelah, hingga rasa cemas berlebihan bisa menjadi tanda bahaya.
baca juga:melesat! 1.318 koperasi produsen tumbuh di jambi, sinyal kuat geliat ekonomi kerakyatan 
baca juga:lewat balikat, wali kota jambi ingin cetak influencer lokal yang mampu bersaing di era digital
cobalah memperbaiki pola hidup dengan tidur cukup (7–8 jam), makan bergizi, dan rutin berolahraga ringan seperti berjalan kaki 30 menit setiap hari.
3. nikmati waktu luang tanpa rasa bersalah
istirahat bukan berarti malas. justru, waktu luang adalah bagian penting dari proses produktivitas.
biasakan diri untuk menikmati aktivitas yang tidak “menghasilkan” apa pun, seperti menonton film, mendengarkan musik, atau bermain dengan hewan peliharaan.
baca juga:bahaya tato permanen bagi kesehatan kulit dan tubuh yang wajib diwaspadai
baca juga:manfaat body serum untuk kulit: melembapkan, mencerahkan, dan cegah penuaan
tujuannya bukan untuk bekerja, melainkan untuk mengisi kembali energi dan kebahagiaan.
4. hentikan kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain
media sosial sering menjadi pemicu toxic productivity karena menampilkan sisi terbaik kehidupan orang lain.
batasi waktu berselancar di media sosial, terutama platform yang membuat anda mudah merasa tertinggal.
baca juga:7 tips kulit sehat dan cerah alami agar terhindar dari kusam dan penuaan dini
baca juga:melesat! 1.318 koperasi produsen tumbuh di jambi, sinyal kuat geliat ekonomi kerakyatan 
fokuslah pada pencapaian diri sendiri, sekecil apa pun itu.
5. evaluasi dan atur ulang tujuan hidup
kadang, toxic productivity muncul karena seseorang kehilangan arah dan hanya berlari tanpa tahu tujuannya.
luangkan waktu untuk refleksi dan evaluasi. jika tujuan lama sudah tidak relevan, jangan ragu untuk mengubahnya.
baca juga:viral! anggota dprd sungai penuh diduga makian kasar pekerja proyek, ketua dprd: akan dipanggil untuk klarifik
baca juga:prakiraan cuaca bmkg: jambi dan kota-kota besar lain diramal hujan hari ini, waspada petir! 
mengatur ulang prioritas bukan tanda kegagalan, tetapi bukti bahwa anda sedang bertumbuh dan lebih memahami diri sendiri.
dengan menyeimbangkan antara kerja, istirahat, dan kehidupan pribadi, produktivitas bisa kembali menjadi sesuatu yang sehat dan bermakna, bukan beban yang perlahan menggerogoti kebahagiaan. (*)