Ajak Pemimpin Dunia Wujudkan Perdamaian Di Tengah Konflik Global
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla.-Antara/Jambi Independent-Jambi Independent
JAKARTA - Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 Republik Indonesia Jusuf Kalla mengajak para pemimpin dunia untuk berani menghentikan perang dan mewujudkan perdamaian sejati di tengah kondisi konflik global yang terjadi saat ini.
Jusuf Kalla menegaskan bahwa hanya perdamaian bukan perang yang mampu menjamin masa depan umat manusia.
"Hanya perdamaian yang dapat menunjukkan keindahan masa depan,” kata Jusuf Kalla dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Senin.
Jusuf Kalla menyampaikan hal itu dalam pidatonya di ajang International Meeting for Peace yang diselenggarakan Komunitas Sant’Egidio di Roma, Italia, dengan tema "Berani Mewujudkan Perdamaian".
BACA JUGA:Seafood Sukhoi
BACA JUGA:Pelaku Bakar Sampah di Ruang Terbuka Terancam Sanksi Publikasi Wajah
Dalam keadaan damai, kata sosok yang akrab disapa JK itu, anak-anak menguburkan ayah mereka karena sebab-sebab alami, namun dalam perang, ayah menguburkan anak-anaknya karena sebab-sebab buatan manusia.
JK menjelaskan bahwa akar konflik dunia kerap berulang dari tiga faktor utama yang ia sebut sebagai 3G, yakni God (agama), Glory (kemuliaan), dan Gold (kepentingan ekonomi).
Ketiganya jika disalahgunakan akan melahirkan keserakahan, fanatisme, dan supremasi yang berujung pada penderitaan kemanusiaan.
Dari berbagai konflik global, seperti perang Rusia-Ukraina dan krisis kemanusiaan di Gaza, JK menilai bahwa dunia masih belum sepenuhnya belajar dari sejarah.
Menurut dia, perang selalu mengorbankan mereka yang paling lemah, perempuan, anak-anak, dan warga sipil tak berdosa.
"Perang memecah manusia menjadi ‘kami’ dan ‘mereka’, menumbuhkan rasa curiga, dan menghancurkan harmoni kehidupan. Tidak ada yang menang dalam perang. Kemanusiaan selalu menjadi pihak yang kalah," katanya.
JK juga menyoroti peran besar Amerika Serikat dalam menentukan arah perdamaian di Timur Tengah.
Menurut dia, inisiatif untuk menekan pihak-pihak yang berkonflik agar berunding harus menjadi prioritas dunia