Dosen UIN STS Jambi Angkat Isu Diskriminasi di Sekolah dalam Konferensi AICIS+ 2025

osen Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin (UIN STS) Jambi, Dion Ginanto, menjadi salah satu presenter dalam ajang bergengsi Annual International Conference on Islam, Science, and Society (AICIS+) 2025 yang digelar di Depok.-ist/uin sts jambi-

JAMBIKORAN.COM - Dosen Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin (UIN STS) Jambi, Dion Ginanto, menjadi salah satu presenter dalam ajang bergengsi Annual International Conference on Islam, Science, and Society (AICIS+) 2025 yang digelar di Depok.

Dalam sesi bertema Islamic Law, Social Equality, and Eco-Feminism, Dion mempresentasikan hasil risetnya yang berjudul “Building Harmony Through Multicultural Education: Addressing Religious Discrimination at Schools in Indonesia.”

Melalui paparannya di Classroom 2, Faculty A, Dion menyoroti masih maraknya diskriminasi berbasis agama di lingkungan sekolah dan menekankan pentingnya pendidikan multikultur sebagai pendekatan untuk membangun harmoni sosial di tengah keberagaman Indonesia.

Sesi presentasi Dion menarik perhatian banyak peserta konferensi, termasuk dua narasumber utama, yakni Prof. Dr. Wasilah Sahabuddin dari STAIN Majene dan Dr. Abbas Langaji, M.Ag dari UIN Palopo.

BACA JUGA:Peer Parenting, Saat Para Ibu Saling Menguatkan dalam Mengasuh Anak di Era Modern

BACA JUGA:Tren “Latte Dad” di Swedia: Ketika Para Ayah Menjadi Pengasuh Aktif Sambil Menikmati Kopi

Prof. Wasilah memuji keberanian Dion mengangkat isu yang kerap dianggap sensitif. Ia menegaskan bahwa diskriminasi agama di sekolah, jika tidak diatasi dengan serius, dapat menjadi “bola salju” yang perlahan merusak tatanan sosial dan semangat kebhinekaan bangsa.

Presentasi tersebut memicu diskusi menarik dari peserta. Beberapa di antaranya mempertanyakan kebijakan pelarangan simbol agama seperti jilbab di sekolah tertentu, respons masyarakat terhadap praktik diskriminasi, hingga bagaimana posisi peneliti dalam mengangkat isu yang sangat sensitif secara akademik.

Tingginya antusiasme peserta menunjukkan bahwa pendidikan multikultur masih menjadi topik yang relevan dan mendesak untuk terus dikaji, khususnya dalam konteks pendidikan nasional Indonesia.

Rektor UIN STS Jambi, Prof. Dr. Kasful Anwar, menyampaikan apresiasi atas prestasi Dion yang menjadi satu-satunya perwakilan dari UIN STS Jambi di AICIS+ tahun ini.

BACA JUGA:4 Cara Hadapi Konflik Co-Parenting agar Anak Tetap Bahagia Meski Orang Tua Berpisah

BACA JUGA:Viral Foto Warga Tanpa Izin di Ruang Publik, Komdigi: Pelanggaran Privasi Bisa Digugat!

“Saya bangga dengan Pak Dion Ginanto. Beliau berhasil membawa isu penting ke forum akademik nasional. Harapannya, tahun depan akan lebih banyak dosen UIN STS Jambi yang turut berpartisipasi,” ujar Prof. Kasful.

Di tengah keberagaman Indonesia yang mengakui enam agama resmi, diskriminasi berbasis agama di sekolah masih menjadi tantangan nyata. Negara, menurut Dion, perlu hadir untuk memastikan kebebasan beragama di lingkungan pendidikan, termasuk pemberian akses setara terhadap pelajaran agama bagi seluruh siswa.

Penelitian Dion Ginanto diharapkan dapat menjadi rekomendasi kebijakan publik agar sekolah-sekolah di Indonesia benar-benar menjadi ruang aman, adil, dan inklusif bagi setiap anak tanpa memandang latar belakang agama. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan