Menkop Siapkan Dana Besar, Untuk Pasok Bahan Pangan Program MBG

MBG: Wakil Kepala Badan Gizi Nasional, Nanik S. Deyang, bertemu dengan Menteri Koperasi, Ferry Juliantono untuk membahas dukungan LPDB Koperasi untuk memasok bahan pangan untuk mendukung MBG.-Ist/Jambi Independent-Jambi Independent

JAKARTA - Kementerian Koperasi (Kemenkop) menunjukkan komitmen penuhnya dalam menyukseskan program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG).

Pemerintah berencana mengalokasikan dana yang signifikan, diperkirakan mencapai miliaran rupiah, melalui skema pembiayaan khusus untuk memperkuat peran koperasi sebagai pemasok utama bahan pangan bagi program tersebut.

Anggaran itu akan disalurkan Kementerian Koperasi lewat Lembaga Pengelolaan Dana Bergulir (LPDB) Koperasi.

“Program MBG ini captive market bagi koperasi. Koperasi tidak akan rugi dengan kerja sama ini, dan bahkan akan menghidupkan koperasi,” kata Menteri Koperasi Ferry Juliantono saat bertemu Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S Deyang, di Kantor Kementerian Koperasi di Jakarta, Kamis (6/11).

BACA JUGA: SMPN 20 Kota Jambi Belum Direhab, Siswa Tidak Lagi Belajar Lesehan

BACA JUGA:Choo Young Woo Pertimbangkan Main Drama Baru Bareng Kim So Hyun

Sementara itu, Wakil Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S. Deyang mengatakan program MBG itu mempunyai dampak kepada produk-produk makanan seperti sayuran, telur, dll. Sehingga bisa menaikan jumlah permintaan.

“Dengan banyaknya permintaan bahan pangan dari SPPG-SPPG, harga ayam, telor, beberapa jenis sayuran dan buah menjadi naik,” ujarnya.

Nanik berharap, penguatan koperasi-koperasi produksi melalui kucuran dana bergulir itu, akan menambah pasokan bahan pangan di pasar. Sebab, dengan pasokan bahan pangan yang optimal, maka kebutuhan masyarakat maupun kebutuhan program MBG dapat terpenuhi.

“Sementara dengan pasokan yang melimpah, maka harga-harga pun bisa terkendali, dan tidak terjadi inflasi,” kata Nanik.

Mantan wartawan senior itu lalu menggambarkan, betapa peran koperasi sangat besar, dalam upaya penyiapan bahan pangan untuk menyukseskan program MBG.

“Bayangkan, kalau nanti sudah tercapai target 83 juta penerima manfaat, setiap dua hari sekali dapur-dapur MBG membutuhkan 83 juta buah pisang. Berapa ribu ton itu? Lalu berapa lahan yang dibutuhkan?” ujarnya. Nanik mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan pisang bagi setiap SPPG dengan 3.000 penerima manfaat, diperlukan lahan 1,5 hektar. Koperasi produksi pisang di desa-desa bisa memenuhi kebutuhan ini.

“Coba bayangkan, betapa program ini akan menggerakkan ekonomi masyarakat bawah yang terhimpun dalam koperasi. Itu belum kebutuhan lain seperti sayuran, telor ayam, daging ayam, dan sebagainya,” ujarnya. (*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan