Desak Pemerintah Perkuat Layanan Trauma Healing, untuk Korban Bencana Sumatera
Redaktur Pelaksana II Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara Sigit Pinardi (kiri) memberikan cendera mata kepada Ketua Komnas HAM Anis Hidayah (kanan) .--
JAKARTA, JAMBIKORAN.COM - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mendorong pemerintah meningkatkan penyediaan layanan pemulihan trauma bagi korban bencana banjir dan longsor di Pulau Sumatera.
Ketua Komnas HAM Anis Hidayah menekankan bahwa dampak bencana tidak hanya dirasakan secara fisik, tetapi juga berdampak besar pada kesehatan mental para penyintas.
“Bagaimana memastikan trauma akibat bencana itu ditangani dengan baik ke depan,” ujar Anis saat ditemui di ANTARA Heritage Center, Jakarta, Selasa.
Ia berharap posko-posko penanganan bencana di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh dapat menyediakan lebih banyak layanan pemulihan trauma.
Komnas HAM juga akan melakukan asesmen terhadap situasi kemanusiaan dan potensi pelanggaran hak asasi manusia yang timbul akibat bencana tersebut.
Hasil asesmen akan disampaikan kepada pemerintah sebagai rekomendasi tindak lanjut.
Anis menilai upaya evakuasi korban oleh pemerintah pusat dan daerah sejauh ini berjalan cukup baik. Namun, ia mengingatkan bahwa pemenuhan pangan, layanan dasar, dan akses informasi bagi masyarakat terdampak juga harus diperkuat.
Menurutnya, kebutuhan ini telah diidentifikasi para kepala daerah, dan pemerintah pusat perlu memastikan respons yang sesuai.
“Menteri Keuangan, kalau tidak salah, sudah merespons dengan anggaran yang cukup. Mudah-mudahan berjalan baik agar tata kelola penanganan bencana bisa cepat, tepat, dan kredibel,” katanya.
Hingga Senin (1/12) pukul 17.00 WIB, jumlah korban meninggal akibat banjir dan longsor di Sumatera mencapai 604 jiwa, sementara 468 orang masih dilaporkan hilang.
Sebelumnya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi memastikan perempuan, anak, lansia, dan penyandang disabilitas di wilayah terdampak mendapatkan bantuan khusus serta layanan pemulihan psikologis.
“Negara hadir memastikan kelompok rentan memperoleh perlindungan dan pemenuhan hak selama masa tanggap darurat maupun fase pemulihan,” ujar Arifah.
Di sisi lain, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) juga membangun posko trauma healing di Desa Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumatera Utara. Saat meninjau posko yang berlokasi di Masjid Al-Hafiz, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengatakan Komdigi selalu mengaktifkan posko serupa pada setiap bencana.
“Setelah air surut, biasanya selalu ada posko trauma healing. Komdigi juga aktif pada bencana kali ini,” ujarnya.(*)