Anies: Pemberantasan Korupsi Mulai dari Tingkat Presiden
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan (kedua kiri) bersama capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kedua kanan) serta capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo (kanan) mengenakan jaket sebagai komitmen pemberantasan korupsi --
JAKARTA - Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan mengatakan pemberantasan korupsi dapat dimulai dari sikap dan keteladanan di tingkat tertinggi, yakni presiden.
"Ketika pimpinan tertinggi menegakkan prinsip integritas maka dia akan menular ke bawah, ketika pemimpin tertinggi memberikan toleransi dan permisif maka sikap itu akan menular juga ke bawah," ujar Anies kepada awak media di Jakarta, Rabu (17/1) malam.
Anies usai acara Penguatan Anti-Korupsi untuk Penyelenggara Berintegritas (PAKU Integritas) di Gedung KPK RI, Jakarta, menyebut komitmennya bersama calon wakil presiden Muhaimin Iskandar dalam menjalankan kegiatan-kegiatan pencegahan dan anti korupsi sejak kami muda dan sampai kami bertugas di pemerintahan.
Paslon nomor urut satu tersebut berkomitmen untuk mengembalikan kewibawaan hukum, serta independensi KPK, yang artinya harus melakukan revisi atas undang undang KPK.
Kedua, mengembalikan orang orang berintegritas ke dalam tubuh KPK. "Bukan berarti orang lama dikembalikan tapi prinsip rekruitmen mendasarkan kepada integritas yg tanpa toleransi. Baik untuk pimpinan maupun untuk pegawai KPK," ujar dia
Dari sana, ia dapat mengharapkan, lembaganya menjadi independen, dan kedua, orang orang yang berada di dalamnya berintergritas dan ini termasuk sistem rekruitmen.
Ketiga, dengan cara kode etik KPK dijaga tinggi dan disiplinkan. Di mana pimpinan KPK, Anies menilai para pegawai disiplin betul di dalam melaksanakan kode etik, dan seluruh pegawai KPK menggunakan kedisiplinan yang sama
"Saya ingat pada saat saya bertugas menjadi ketua komite etik KPK pada 2012, saya berkantor selama tiga minggu dan ketika berinteraksi mereka disiplin sekali. Saya ketemu di lift pegawai KPK, saya tanya sedang sibuk apa, mereka akan bilang mohon maaf pak kami tidak bisa menjawab. Jadi bukan diselimurkan, dikatakan kami tidak bisa menjawab," ujar dia.
Dari hal itulah pesan yang tersirat bahwa pegawai tersebut memiliki integritas untuk kode etik. "Hari ini kita merasakan komitmen itu turun, kultur menjaga etika itu seakan hilang dan kami ingin lembaganya independen, rekruitmennya berintergritas tapi juga kode etiknya dijaga disiplin yang tinggi," kata dia.(ANTARA)