Ekonomi RI 2023 Lebih Tinggi Dibanding Sejumlah Negara G20
Dokumentasi - Deputi III Kantor Staf Presiden Edy Priyono -ANTARA/HO-KSP-Jambi Independent
JAKARTA - Kantor Staf Presiden (KSP) menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 yang sebesar 5,05 persen secara tahunan (yoy) masih cukup tangguh, terlebih jika dibandingkan dengan sejumlah negara G20, seperti Meksiko yang tumbuh 3,4 persen dan Arab Saudi yang terkontraksi 0,90 persen.
“Kinerja perekonomian Indonesia pada periode tersebut tetap terjaga dan dapat menjadi pijakan kokoh untuk periode selanjutnya,” kata Deputi III KSP Edy Priyono di Jakarta, Selasa.
Menurut Edy, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 2023 menunjukkan perekonomian domestik yang tetap terjaga dan solid di tengah kondisi perlambatan ekonomi dunia.
Ia memaparkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi. Kedua komponen tersebut menyumbang 82,51 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Dari sisi pertumbuhan, kata Edy, konsumsi rumah tangga bertumbuh 4,82 persen, sementara PMTB tumbuh 4,4 persen.
BACA JUGA:6 Tips Memilih Baju yang Pas Sesuai dengan Bentuk Lekuk Tubuh
Adapun ekspor mengalami perlambatan yakni hanya tumbuh 1,32 persen karena harga komoditas unggulan ekspor Indonesia yang moderat dan aktivitas ekonomi global yang melambat.
Dari sisi lapangan usaha, kata Edy, terdapat lima sektor penopang utama PDB Indonesia yang konsisten tumbuh positif yakni industri pengolahan tumbuh 4,64 persen, perdagangan 4,85 persen, pertanian 1,30 persen, pertambangan 6,12 persen dan konstruksi 4,91 persen.
Kelima sektor tersebut menyumbang 64,58 persen PDB Indonesia. Adapun beberapa sektor yang konsisten tumbuh tinggi dalam dua tahun terakhir dan tetap melanjutkan tren positif yakni transportasi & pergudangan 13,96 persen, jasa lainnya 10,52 persen, serta sektor akomodasi & makanan minuman 10,01 persen.
Deputi Bidang Perekonomian Kantor Staf Presiden ini juga mengungkapkan sepanjang tahun 2023 industri pengolahan mampu melanjutkan pertumbuhan positif meski sedikit melambat, dari 4,89 persen pada 2022 menjadi 4,64 persen pada 2023.
BACA JUGA:Lemari Jamuran? Ini 4 Tips Merawat Lemari Kayu Agar Tidak Muncul Jamur
BACA JUGA:Rinjani Kwinnara Nastine dan Isyana Syahira Meida Raih Gelar Atlet Terbaik PB Djarum
Pertumbuhan positif tersebut utamanya ditopang oleh sub-sektor yang terkait dengan hilirisasi, seperti industri logam dasar sebesar 14,17 persen, dan industri barang logam sebesar 13,67 persen.
“Dengan demikian pangsa sektor industri pengolahan pada 2023 sedikit meningkat,” ujarnya.