Hasil Laut Meningkat Musim Hujan dan Gelombang Tinggi di Tanjab Timur
--
MUARASABAK - Sejak beberapa waktu belakangan ini, curah hujan yang cukup deras kerap mengguyur Kabupaten Tanjab Timur.
Termasuk wilayah pesisir yang banyak dihuni oleh para nelayan tradisional.
BACA JUGA:Cara Memprioritaskan Kesehatan Pasca Melahirkan
BACA JUGA:Simak! Pentingnya Perawatan Gigi Pada Bayi, Begini Caranya
Dengan kondisi cuaca seperti itu, ternyata membuat sejumlah hasil laut mejadi meningkat di sejumlah wilayah perairan kabupaten ini.
Syarifuddin, nelayan tradisional asal Kecamatan Mendahara, Kabupaten Tanjab Timur ini saat diwawancarai mengatakan, hampir dua bulan belakangan ini curah hujan cukup tinggi diwilayahnya.
"Bukan cuman itu, gelombang laut juga sudah mulai tinggi. Kalau di daerah pesisir ini masih sebatas setengah meter. Tapi kalau sudah masuk ke arah laut, itu tinggi gelombangnya sekitar 1 meter lebih," ucapnya.
Meski demikian, dirinya menjelaskan, ditengah gelombang laut yang mulai tinggi seperti saat ini, jumlah tangkapan udang nelayan menjadi meningkat.
"Kalau kondisi gelombang gini, hasil jaring udang cukup banyak. Tapi hasil tangkapan ikan di laut yang menurun," jelasnya.
Lain dari pada itu, pria yang akrab disapa Andu ini juga menuturkan, sejumlah nelayan di wilayahnya kini telah memiliki GPS untuk mengetahui kondisi cuaca ditengah laut.
Sebab, jika hal itu tidak dilakukan, dikhawatirkan disaat para nelayan tradisional ini tengah melaut, kondisi cuaca di tengah laut bisa saja sewaktu-waktu berubah ekstrim dan dapat membahayakan keselamatan mereka.
"Kalau nelayan baru dan merka mampu, biasnya mereka beli GPS untuk membaca kondisi cuaca. Tapi kalau nelayan yang berpenghasilan pas-pasan, mereka biasanya membaca kondisi cuaca dari kondisi awan dilangit atau bentuk bintang pada malam hari. Itu ilmu nelayan yang udah ada dari dulu, yang sudah turun temurun. Harga PS itu cukup mahal," tuturnya.
Sebelumnya, Kabupaten Tanjab Timur saat ini bersiap menghadapi angin kencang pasca terjadinya musibah banjir.
Kondisi angin kencang ini akan berlangsung hingga memasuki bulan Maret 2024, atau di dasarian ke tiga bulan Februari 2024. (pan/viz)