Sekjen PBB Kutuk Serangan Terhadap Tiga Pengamat UNIFIL di Lebanon

--

JAMBI, JAMBIKORAN.COM - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres melalui juru bicaranya, Stephane Dujarric, mengutuk serangan terhadap tiga pengamat Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) di perbatasan Lebanon dengan Israel, Sabtu 30 Maret 2024.

Sekjen PBB juga meminta solusi diplomatis diupayakan bagi krisis antara berbagai pihak di sana.

Media Lebanon pada Sabtu melaporkan bahwa pesawat nirawak Israel menghantam kendaraan UNIFIL di Wadi Katmoun, desa di Labanon selatan dekat kota perbatasan Rmeish. Sejumlah pengamat militer PBB dilaporkan terluka dalam insiden tersebut. 

BACA JUGA:Kabar Duka, Presenter Hilbram Dunar Meninggal Dunia di Usia 48 Tahun

BACA JUGA:Menhan Prabowo melawat ke China temui Xi Jinping dan Li Qiang

Juru bicara UNIFIL mengonfirmasi adanya serangan tersebut dan mengatakan tiga pengamat militer serta seorang penerjemah yang berasal dari Lebanon terluka saat mereka berpatroli jalan kaki di wilayah yang berbatasan dengan Israel.

Di sisi lain, angkatan bersenjata Israel membantah telah menyerang kendaraan UNIFIL di Lebanon.

"Sekjen PBB mengutuk ledakan hari ini yang berdampak pada patroli Kelompok Pengamat Lebanon (OGL), melukai tiga pengamat militer OGL dari Organisasi Pengawasan Gencatan Senjata PBB (UNTSO), dan satu asisten bahasa," menurut pernyataan jubir.

Guterres mengatakan investigasi oleh UNIFIL sedang berlangsung. Dia menegaskan kembali bahwa keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian harus terjamin setiap saat.

BACA JUGA:KSAD Minta Maaf Soal Peristiwa Ledakan Gudang Amunisi

BACA JUGA:Pendaftaran Calon Pemilukada Independen, KPU: Dibuka 5 Mei 2024

Guterres juga meminta semua pihak untuk menahan diri dari pelanggaran lebih lanjut terhadap penghentian pertempuran sesuai dengan resolusi 1701, dan mencari solusi diplomatik terhadap krisis tersebut.

Gerakan Syiah Lebanon, Hizbullah, melancarkan serangan udara dengan Israel sejak Oktober 2023, saat situasi di wilayah tersebut memburuk secara dramatis setelah Israel mengumumkan operasi militer melawan Hamas di Jalur Gaza. (*)

Tag
Share