Shin Tae-yong dan Kepak Sayap Garuda Selama 2024

Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong saat memimpin pemusatan latihan (TC) untuk persiapan ASEAN Mitsubishi Electric Cup 2024 atau Piala AFF 2024 di Bali, Kamis (28/11/2024). -ANTARA/HO-PSSI-

Jakarta - Sejak dikontrak PSSI pada 28 Desember 2019, sudah lima tahun Shin Tae-yong mengasuh timnas sepak bola Indonesia.




Orang Korea pertama yang melatih Indonesia itu adalah salah satu pelatih paling lama yang menangani Garuda.


Sebelum dia, ada Antun Pogacnik yang melatih Indonesia pada 1954-1963, E.A. Mangindaan pada 1966-1970 dan Bertje Matulapelwa dari 1985 sampai 1989.



BACA JUGA:Oplas Tak Ditanggung BPJS Tapi Ratusan Penyakit Tercover

BACA JUGA:Menjaga Kesehatan Otot Agar Tubuh Kuat Sampai Tua


Tapi waktu efektif Shin menangani timnas sama dengan masa kepelatihan Opa Mangindaan dan Bertje Matulapelwa, karena sepanjang 2020 sepak bola Indonesia vakum akibat pandemi Covid-19.


Shin baru menjalani debut sebagai pelatih Indonesia pada 25 Mei 2021 ketika Garuda menyerah 2-3 kepada Afganistan dalam laga persahabatan.




Kala itu, Indonesia masih berperingkat 173, sedangkan Afganistan 149. Kini peringkat Indonesia sudah naik menjadi 127.


Dalam kata lain, selama efektif empat tahun menangani Garuda, Shin telah membantu Indonesia menaikkan 46 peringkat.




Laju kenaikan peringkat pada periode Shin adalah yang paling menanjak, termasuk dibandingkan periode September 1995 - September 1998 ketika peringkat Indonesia menanjak dari 120 menjadi 76, yang sampai kini menjadi peringkat FIFA tertinggi yang pernah dicapai Indonesia.




Pada periode itu, Indonesia berturut-turut dilatih oleh Romane Matte, Andi M. Teguh, Danurwindo, Henk Wullems, dan Rusdy Bahalwan.


Shin sendiri tak tiba-tiba menaikkan kinerja Garuda. Tapi, strategi PSSI mengikat Shin dalam kontrak jangka panjang ampuh menaikkan performa timnas.




Di luar negeri, pelatih timnas hampir selalu diikat dalam masa kontrak yang lama. Salah satu tujuannya adalah membangun fondasi tim yang kuat, yang kalau bisa dibarengi dengan identitas bermain yang jelas.


Shin pun begitu. Tapi berubah kuatnya Indonesia sangat dipengaruhi oleh strategi mengaryakan pemain diaspora, terutama 2023 ketika jumlah terbesar pemain naturalisasi terjadi tahun itu.




Sampai 2024, sudah sekitar 17 pemain naturalisasi direkrut Indonesia.


Mark Klok adalah pemain naturalisasi pertama era Shin Tae-yong, sedangkan Eliano Reijnders menjadi pemain naturalisasi terakhir yang masuk skuad Garuda.




Namuni, bersama Jens Raven, Eliano belum pernah memainkan satu pun pertandingan bersama Garuda.


Kiprah pemain-pemain naturalisasi turut melesatkan peringkat Indonesia sampai pernah mencapai 125. Tapi kalah dua kali dalam Piala Asean 2024, peringkat itu melorot lagi menjadi 127.




Semangat bertanding
Shin yang menurunkan pemain timnas U-22 kembali gagal mempersembahkan trofi Asia Tenggara itu.


Namun, dari segi permainan, kecuali melawan Vietnam, tim muda Indonesia lebih atraktif ketimbang lawan-lawannya yang menurunkan tim senior.




Bahkan saat harus bertanding dengan 10 pemain ketika melawan Laos dan Filipina, tim muda Indonesia tampil lebih dominan baik dalam penguasaan bola maupun penciptaan peluang.




Tetapi imbuhan paling revolusioner dari Shin untuk Garuda, adalah kuat dan tingginya fighting spirit atau semangat bertanding pada pemain-pemain timnas kendati tim-tim yang dihadapi Indonesia lebih kuat.


Skuad Garuda menjadi sangat percaya diri dan tak menyerah termasuk kala bangkit dari posisi sudah diungguli lawan.



Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan