Yang menjadi keluhan masyarakat, ketika banjir ialah akses jalan yang terhambat. Sehingga mengharuskan masyarakat menggunakan perahu untuk beraktivitas.
"Ongkos perahu itu lumayan, satu kali jalan Rp5 ribu per kepala nya, kalau pp (pulang pergi) Rp10 ribu dikalikan berapa anggota keluarga, banyak habisnya itu," cetus Wati.
Selain itu, tanaman-tanaman warga yang menjadi penghasilan tambahan juga rusak akibat banjir. "Batang tebu itu juga habis kena banjir," tambah Wati.
Sementara diakuinya, tindakan dari pemerintah seperti menyiapkan posko dan pasokan makanan seperti mie, sarden dan air minum sudah diterima oleh masyarakat selama bencana banjir kemarin.
“Untuk bantuan sudah diberikan,” tutupnya. (mg08/zen)
Kategori :