JAMBIKORAN.COM - Penasaran siapa Tere Liye, si penulis novel terkenal, baik di kalangan mahasiswa maupun umum?.
Ya, Tere Liye bernama asli Darwis. Ia ternyata lahir di pedalaman Sumatera Selatan.
Lebih tepatnya di Lahat, pada tanggal 21 Mei 1979 silam.
Ia sempat menamatkan pendidikannya di salah satu kampus top di Indonesia, dengan jurusan akuntasi fakultas ekonomi, di Universitas Indonesia.
BACA JUGA:Menemukan Arti Hidup dengan Membaca Novel Janji Karya Tere Lie
BACA JUGA:Gila! Novel Dia Adalah Kakakku Karya Tere Liye, Sukses Menguras Air Mata Para Pembaca
Berbeda dengan jurusannya, Tere Liye rupanya banting setir dengan lebih produktif di bidang sastra.
Yaitu menulis berbagai jenis buku. Sebagai alumni jurusan akuntansi, Tere Liye juga pernah menjadi seorang akuntan di salah satu kantor.
Tere Liye menikah dengan seorang wanita bernama Riski Amelia, dan keluarga sederhana itu semakin lengkap ketika lahir dua orang anak, yang bernama Abdullah Pasai dan Faizah Azkia.
Tere Liye dalah seorang penulis yang bisa dikatakan cukup berpengaruh di Indonesia, dan juga termasuk penulis yang sangat produktif menerbitkan karyanya setiap tahun dengan satu buku atau lebih.
BACA JUGA:Novel Hafalan Salat Delisa Karya Tere Liye, Ajarkan Soal Kesabaran dan Keikhlasan
BACA JUGA:Jadi Penyair Berpengaruh di Dunia Sastra, Ini Profil Joko Pinurbo dan Karya yang Telah Diabadikannya
Bagaimana tidak, dikatakan sebagai seorang penulis yang berpengaruh, novelnya bahkan dijadikan sebagai film untuk memvisualkan tokoh dan alur cerita di dalam novel tersebut.
Beberapa novelnya yang dijadikan film adalah Hafalan Sholat Delisa (2011), Bidadari-bidadari Surga (recover Dia Adalah Kakakku)(2012), Rembulan Tenggelam di Wajahmu (2019), dan Moga Bunda Disayang Allah (2013).
Banyak karya Tere Liye yang sudah dicetak hingga puluhan kali. Dan banyak juga karya barunya yang terbit rutin setiap tahunnya.
Inilah yang membuat Tere Liye disebutkan sebagai penulis yang produktif.
BACA JUGA:Dunia Sastra Indonesia Berduka, Penyair Joko Pinurbo Tutup Usia
BACA JUGA:Mengenal Karya Sastra Indonesia Melalui 65 Film Animasi Modern
Bahkan awal-awal tahun 2024, ia sudah menerbitkan 2 novel. Yang pertama, buku stand alone atau tidak series.
Berjudul Teruslah Bodoh Jangan Pintar, novel ini terbit pada bulan Feburari, sebelum Pemilu diadakan.
Novel ini cocok dibaca sebelum Pemilu, karena alurnya yang cukup berat, perihal pemerintahan, orang yang rela bungkam suara demi uang, segelintir orang yang mendukung perubahan, dan lain-lain.