Hal ini dikarenakan bahan bakar fosil lebih memberatkan kondisi ekonomi di sebagian besar negara.
Apalagi bagi negara berkembang yang tidak memiliki kapasitas untuk mengeksplorasinya.
Bagi negara berkembang sangat masuk akal untuk memproduksi bioetanol untuk menghemat pendapatan.
BACA JUGA:BPH Migas Awasi Pasokan BBM dan Gas
BACA JUGA:Harga BBM Nonsubsidi Tak Naik hingga Juni
4. Mudah Diakses
Etanol adalah biofuel yang membuatnya mudah diakses oleh hampir semua orang.
Biofuel artinya energi yang berasal dari tanaman, seperti tebu, biji-bijian, dan jagung.
Di mana sejumlah negara beriklim tropis, dapat menghasilkan tanaman tersebut.
5. Kurangi Pemanasan Global
Emisi gas rumah kaca dari penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan terjadinya pemanasan global.
Efek dari pemanasan global tentu sangat dahsyat hingga menyebabkan perubahan pola cuaca, panas yang berlebihan, serta naiknya permukaan udara laut.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Pastikan Harga BBM Tidak Naik
BACA JUGA:Kementerian ESDM tanggapi keputusan Pertamina tak naikkan harga BBM
Sedangkan pembakaran bahan bakar etanol hanya melepaskan karbondioksida dan udara.
Di mana karbondioksida yang dilepaskan tidak efektif untuk degradasi lingkungan.(*)