JAMBI - Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jambi yang juga Anggota DPR RI Dr. Ir. H. A.R. Sutan Adil Hendra, MM memberi pandangannya tentang pembangunan ekonomi lokal. Dalam diskusi dengan berbagai mahasiswa (14 April 2024) beberapa waktu lalu, Anggota Fraksi Partai Gerindra DPR RI itu mengatakan bahwa hilirisasi industri adalah kunci kemajuan ekonomi nasional termasuk Provinsi Jambi, sehingga menjadi salah satu kebijakan strategis yang mesti dijalankan.
“Kita perlu memperkuat hilirisasi sektor industri CPO, batu bara dan karet. Kita optimistis, hal ini dapat kita lakukan, karena selama ini telah terbukti sebagai prime mover bagi perekonomian nasional,” kata salah satu orang kepercayaan Presiden terpilih Prabowo Subianto tersebut.
Dalam diskusi ini, SAH juga menyebutkan, multiplier effect atau dampak berganda dari aktivitas hilirisasi industri yang telah terbukti nyata, antara lain adalah meningkatkan nilai tambah bahan baku lokal Jambi, menarik investasi masuk ke Jambi, menghasilkan devisa besar dari ekspor, dan menambah jumlah serapan tenaga kerja.
Selain itu, menurutnya, perlu sinergi dan koordinasi antara pemerintah dengan dunia usaha.
BACA JUGA:Provokator Perusakan Kantor Gubernur Ditangkap, Saat Aksi Unjuk Rasa Sopir Angkutan Batubara
BACA JUGA:Ternyata Pasien Panti Jompo, Terkait Penemuan Jasad di Lingkar Selatan, Kota Jambi
"Pemda perlu mendengar aspirasi dari para pelaku usaha,” imbuhnya.
Soal potensi Sawit Jambi, SAH mengatakan pemerintah daerah harus fokus untuk menjalankan kebijakan nasional hilirisasi industri kelapa sawit di dalam negeri, guna menciptakan dampak positif yang luas bagi perekonomian nasional. Hilirisasi industri sektor ini dimaknai sebagai upaya strategis meningkatkan nilai tambah komoditas kelapa sawit melalui proses pengolahan agar menjadi produk turunan yang memiliki nilai jual lebih tinggi.
Beberapa keuntungan yang telah didapatkan dari program hilirisasi industri kelapa sawit, antara lain optimalisasi penyerapan hasil produksi petani rakyat (smallholder), penyediaan bahan pangan, nonpangan, dan bahan bakar terbarukan, hingga membangkitkan ekonomi produktif berbasis industri pengolahan.
“Selain itu, meningkatkan perolehan devisa negara dari ekspor produk hilir, berkontribusi pada keuangan negara melalui penerimaan pajak dan bukan pajak, serta menyuplai kebutuhan dunia terhadap pangan dan energi (feeding and energizing the world),” tandasnya. (*)