4. Penggunaan obat tertentu
Beberapa obat dapat memengaruhi kadar gula darah dan menyebabkan hiperglikemia sebagai efek samping.
Obat-obatan seperti kortikosteroid, beta-blocker, diuretik thiazide, statin, dan antipsikotik atipikal diketahui dapat meningkatkan kadar gula darah.
Misalnya saja kortikosteroid yang dapat menyebabkan resistensi insulin dan peningkatan produksi glukosa oleh hati.
Oleh karena itu, penting untuk memantau kadar gula darah saat menggunakan obat-obatan ini dan berkonsultasi dengan dokter untuk mengelola efek samping yang mungkin terjadi.
5. Stres
Pada kondisi stres kronis, kadar kortisol yang terus-menerus tinggi dapat menyebabkan peningkatan resistensi insulin, dimana sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin.
Akibatnya, glukosa tetap berada dalam darah dalam jumlah yang lebih tinggi.
Anda dapat mengelola stres melalui teknik relaksasi, olahraga, dan pola tidur yang baik sangat penting untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mencegah komplikasi terkait diabetes.
6. Kualitas tidur
Kualitas tidur yang buruk dapat memengaruhi kadar gula darah dan risiko diabetes.
Kurang tidur atau tidur yang tidak nyenyak dapat mengganggu metabolisme glukosa dan menyebabkan resistensi insulin, tubuh Anda akan menjadi kurang efektif dalam menggunakan insulin untuk menurunkan kadar gula darah.
Kualitas tidur yang buruk juga meningkatkan hormon stres, seperti kortisol yang juga berkontribusi pada peningkatan kadar gula darah.
Dengan demikian, memastikan tidur yang cukup dan berkualitas baik sangat penting untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mencegah komplikasi kesehatan terkait hiperglikemia.
7. Faktor genetika
Faktor genetik berperan besar dalam seseorang terhadap diabetes dan hiperglikemia.