JAMBIKORAN.COM - Angka pernikahan di Indonesia turun,kok bisa?
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo mengungkapbahwa angka pernikahan menurun dari tahun ke tahun.
“Dulu pernikahan setahun 2 juta lebih, sekarang meskipun jumlah usia nikahnya masih cukup besar, tapi hanya sekitar 1,5 sampai 1,7 juta,” ujar Hasto, Kamis, 27 Juni 2024.
Dokter Hasto mengungkap tujuan pernikahan di Indonesia, mayoritas untuk prokreasi, yang artinya untuk mendapatkan keturunan.
BACA JUGA:Angka Pernikahan di Bungo Meningkat
BACA JUGA:Konsep Intimate Jadi Pilihan Pernikahan Favorit Gen Z 2024
“Ada juga yang rekreasi, supaya hubungan suami-istri sah, ada yang 'security' yaitu supaya bisa mendapatkan perlindungan,” ujarnya.
Menurutnya, terdapat atau terjadi perubahan persepsi tentang pernikahan saat ini, dimana pernikahan dianggap sebagai tradisi atau budaya yang tidak mesti perlu dilakukan.
Ada beberapa penelitian menemukan bahwa keinginan menikah mengalami penurunan sehingga Total Fertility Rate (TFR) ada di angka 2,18.
“Di Jawa Tengah sendiri, Angka Kelahiran Total senilai 2,04. Secara nasional saya memiliki tanggung jawab agar penduduk tumbuh seimbang. Saya berharap adik-adik perempuan nanti punya anak rata-rata 1 perempuan. Kalau di desa ada 1000 perempuan maka harus ada 1000 bayi perempuan lahir. Hal itu diperlukan agar suatu desa tidak 'zero growth' bahkan 'minus growth', lama-lama habis orangnya,” kata dokter Hasto.
BACA JUGA:Pernikahan Massal: Kisah Wang Lan dan Kehadiran Pesta Pernikahan Masa Kini di China
BACA JUGA:Luar Biasa, Pernikahan Anak Gubernur Jambi Dapat Nilai Positif Bagi Pelaku UMKM
Ia juga menghimbau remaja agar jangan menikah terlalu muda. Dokter Hasto menyampaikan berbagai potensi masalah yang dapat terjadi pada kehamilan usia dini.
Lebih lanjut, ia juga memberikan penyuluhan mengenai organ reproduksi dan proses perkembangan bayi sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
“Siap nikah itu memiliki makna yang dalam, artinya menyiapkan kehamilan,” tutupnya.(*)