KUALA TUNGKAL, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjab Barat) kekurangan dalam memproduksi padi, kebutuhan beras untuk masyarakat per tahun 2023 sekitar 30 ribu ton.
Namun pada faktanya, setiap tahunnya petani di Tanjab Barat hanya mampu memproduksi padi sekitar 25 ribu ton.
Seperti yang disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tanjab Barat Yan Ery bahwa Kabupaten Tanjab Barat bukan lagi disebut daerah penghasil padi. Karena setiap tahunnya mengalami defisit.
"Kita sudah defisit, sekitar 5-6 ribuan ton setiap tahun," ujarnya Selasa, 9 Juli 2024.
BACA JUGA:Muaro Jambi Status Siaga Karhutla, Berlaku hingga November 2024
BACA JUGA:Haris Sebut Tokoh Adat Berperan Besarkan LAM Jambi
Dirinya berharap, mudahan-mudahan ke depan petani bisa meningkatkan hasil produksi padi sehingga kebutuhan beras di Tanjab Barat bisa terpenuhi.
Untuk mengatasi kekurangan beras, dirinya menyebut pihaknya bekerjasama dengan Bulog yang mana disebut dengan cadangan pangan pemerintah (CPP) yang merupakan program pusat.
"Di pasar ada juga cadangan beras kampitan, beras profesional, ada beras udang ketak, beras kayu manis, beras yang datang dari luar Kabupaten Tanjung Jabung Barat," ujarnya
Ia menjelaskan, di Kabupaten Tanjung Jabung Barat ada beberapa kecamatan penghasilan padi terbesar yakni, di Pengabuan, Senyerang dan Batang Asam.
BACA JUGA:Pemkot Jambi Apresiasi PWI Kota Jambi, Gelar Orientasi dan Pembekalan Jurnalis untuk Wartawan
BACA JUGA:Jamaah Haji Jambi Bertolak ke Madinah
"3 kecamatan itu penghasil padi terbesar, di Tanjab Barat," tuturnya.
Meskipun tiga kecamatan itu penghasil padi terbesar setiap tahun, namun tidak mampu menutup kekurangan beras di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Diketahui, faktor penyebab kekurangan di Tanjab Barat salah satunya adalah, kurangnya minat warga untuk menanam padi.