JAMBIKORAN.COM - Pemerintah berikan vaksinasi mpox atau cacar monyet pada kelompok yang rentan tertular.
Hal ini dilakukan dengan ditetapkannya, mpox sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian dunia ( PHEIC ) oleh Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ).
Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Dirjen P2P Kemenkes), Yudhi Pramono, MARS menjelaskan, sasaran utama vaksinasi adalah kelompok lelaki seks dengan lelaki (LSL) yang pada dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berbahaya, termasuk LSL dengan ODHIV.
Pasalnya sebagian besar mpox di Indonesia disebabkan oleh penularan LSL.
BACA JUGA:Kelompok Orang yang Berisiko Tinggi Terkena Wabah Mpox
BACA JUGA:WHO: Vaksinasi Terarah Lebih Efektif untuk Cacar Monyet/Mpox dari pada Vaksinasi Massal
Tak hanya itu, vaksin juga diberikan kepada tenaga medis atau tenaga kesehatan dan orang yang berhubungan erat dengan penderita.
“Untuk vaksinasi, kita nanti akan menyasar tidak hanya kelompok LSL, juga nanti kita siapkan juga untuk tenaga kesehatan yang berisiko karena melakukan perawatan terhadap pasien-pasien ini,” kata Yudhi pada temu media berani, 19 Agustus 2024.
Ia memaparkan, vaksinasi yang datangkan berasal dari Denmark sebanyak 1.600 vial.
Selain itu, Indonesia juga mendapatkan bantuan dari ASEAN sebanyak 2.850 dosis vaksin mpox (stockpile di Brunei).
BACA JUGA:Wabah Mpox Muncul di Filipina, Kasus Pertama Tahun Ini Terjadi pada Pria 33 Tahun
BACA JUGA:6 Wilayah Sebaran Kasus Mpox Per Agustus 2024 di Indonesia, Yuk Simak!
Pada tahun 2023, Kemenkes telah memberikan vaksinasi kepada beberapa kelompok kunci sebanyak 495 vaksin dosis pertama dan 430 vaksin dosis kedua.
“Sesuai dari WHO bahwa tidak ada tindakan pelaku perjalanan dan vaksinasi juga tidak menjadi kewajiban karena tekanan ini seperti COVID-19,” sambungnya.
Pihaknya juga terus memperkuat surveilans baik kepada kelompok tertentu maupun terhadap perjalanan luar negeri.