KUALA LUMPUR - Malaysia mengecam keras tuduhan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (2/9) terhadap Mesir yang bersifat provokatif.
Kementerian Luar Negeri Malaysia dalam sebuah pernyataan diterima di Kuala Lumpur, Kamis, mengatakan sikap pantang kompromi dan arogansi rezim zionis Israel yang sering berganti-ganti ketentuan jelas menjadi alasan utama perjanjian gencatan senjata dengan Palestina belum juga tercapai.
BACA JUGA:Sri: Harganas Jadi Momentum Penting Tingkatkan Peran Keluarga
Pada Senin lalu, Netanyahu memperbarui penolakan untuk menarik pasukan Israel dari Koridor Philadelphi, dan mengklaim bahwa koridor tersebut adalah “jalur kehidupan” bagi Hamas untuk memperkuat persenjataan.
Kemenlu Malaysia menyebut pernyataan-pernyataan itu, termasuk tuduhan tak berdasar terhadap Mesir, bersifat provokatif, tidak bertanggung jawab dan tidak pantas.
Pemerintah Malaysia pun menegaskan bahwa Mesir mempunyai hak penuh untuk menolak semua tuduhan yang dilontarkan Israel.
Malaysia menegaskan dukungan penuhnya terhadap upaya yang dilakukan oleh Mesir, Qatar dan Amerika Serikat sebagai mediator gencatan senjata permanen antara Israel dan kelompok Palestina, Hamas, berdasarkan gencatan senjata tiga fase yang diusulkan oleh Amerika Serikat dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2735 (2024).
Tindakan rezim zionis Israel, menurut pernyataan itu, merupakan bagian dari upaya yang tidak masuk akal dan tercela karena meneruskan pembantaian warga Palestina di Gaza.
BACA JUGA:Pendaftaran Program Subsidi Tepat Masih Dibuka
Aksi Israel tersebut telah menyebar ke beberapa kota di Tepi Barat, dan mengakibatkan lebih banyak kerusakan dan korban jiwa.
Malaysia akan tetap teguh pada komitmen kami terhadap perjuangan rakyat Palestina dan melanjutkan upaya menuju pembentukan Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat berdasarkan perbatasan sebelum tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Malaysia juga akan bekerja dengan negara-negara yang sepemikiran untuk memastikan keanggotaan penuh Palestina di PBB. (ANTARA)