BPBD Batang Hari Ajukan Perpanjangan Status Siaga Karhutla Hingga Oktober 2025

KARHUTLA: Karhutla yang terjadi di Tahura di Desa Senami, Kecamatan Muarabulian, Kabupaten Batang Hari beberapa waktu lalu.KARHUTLA: Karhutla yang terjadi di Tahura di Desa Senami, Kecamatan Muarabulian, Kabupaten Batang Hari beberapa waktu lalu.-IST/JAMBI INDEPENDENT-Jambi Independent

MUARABULIAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi, kembali mengajukan perpanjangan status siaga Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Langkah ini dilakukan untuk menyesuaikan kondisi aktual di lapangan yang masih menunjukkan adanya ancaman kebakaran, meskipun beberapa wilayah sempat diguyur hujan.

Plt. Kepala Pelaksana BPBD Batang Hari, Sholihin, mengatakan usulan perpanjangan status tersebut didasarkan pada prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebutkan musim kemarau masih akan berlangsung hingga Oktober 2025. 

"Ya, meskipun diguyur hujan beberapa hari ini, tapi tidak mengakhiri dari upaya penanggulangan karhutla di Batang Hari," ujarnya, Senin (25/8).

Menurutnya, kondisi iklim yang belum stabil, ditambah dengan adanya temuan titik api di sejumlah wilayah kecamatan, membuat perpanjangan status siaga karhutla menjadi langkah strategis agar penanganan di lapangan tidak terhambat. 

BACA JUGA:Damkartan Kota Jambi Terima Motor Dinas dan Perlengkapan Evakuasi dari Walikota

BACA JUGA:Kenapa Jogging Sore Menjadi Pilihan Tepat bagi Pekerja Sibuk untuk Menjaga Kesehatan

“Satgas Karhutla masih mendapati adanya titik api. Ini bukti bahwa potensi kebakaran masih tinggi sehingga kewaspadaan perlu diperpanjang,” tegas Sholihin.

Berdasarkan data rekapan terakhir, sejak Mei hingga Agustus 2025, Satgas Karhutla Kabupaten Batanghari mencatat sedikitnya 27 titik api. Dari jumlah tersebut, 21 titik api terkonfirmasi menyebabkan kebakaran dengan luas lahan terbakar mencapai 64,3 hektare. Kebakaran tersebar di delapan kecamatan, di antaranya Kecamatan Mersam, Bajubang, dan Pemayung, yang diketahui memiliki kawasan rawan Karhutla.

Sebelumnya, status Siaga Karhutla di Batang Hari ditetapkan pada 26 Mei 2025 dan berakhir pada 21 Agustus 2025. Namun, melihat kondisi cuaca dan laporan lapangan, BPBD menilai perpanjangan status sangat diperlukan. 

"Kita tidak bisa lengah, karena kebakaran hutan dan lahan bukan hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada kesehatan masyarakat dan aktivitas ekonomi," tambah Sholihin.

Sementara itu, secara umum di Provinsi Jambi, saat ini masih dalam periode musim kemarau. Berdasarkan prediksi dari BMKG Provinsi Jambi, musim kemarau yang diperkirakan berakhir pada akhir September 2025. Meski demikian, intensitas hujan dalam beberapa pekan terakhir mulai meningkat dibandingkan sebelumnya.

Ketua Tim Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jambi, Nabilatul Fikroh menjelaskan adanya peningkatan curah hujan tersebut dipengaruhi beberapa faktor atmosfer, salah satunya Indian Ocean Dipole (IOD) negatif yang mendukung terbentuknya awan hujan. 

Selain itu, fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang kini berada di fase tiga juga menambah potensi pembentukan awan hujan di wilayah Sumatera, termasuk Jambi.

“Kita masih berada di musim kemarau, tapi hujan mulai lebih sering turun. Prediksi kami, pada September nanti akan masuk masa peralihan ke musim hujan,” kata Nabilatul, Senin (25/8).

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan