Waduh! Studi Ungkap Penurunan Serapan Karbon Pada Pohon

Kamis 24 Oct 2024 - 13:30 WIB
Reporter : Irma Suryani
Editor : Rizal Zebua

BACA JUGA: Solusi Pemanfaatan Secara Optimal Limbah Nanas dan Sabut Pinang

BACA JUGA:Inilah Strategi Untuk Menciptakan Pertemanan yang Positif di Kalangan Siswa

Mungkin Bersifat Sementara

Penurunan serapan karbon oleh daratan pada 2023 mungkin hanya sementara, tetapi hal ini menunjukkan kerapuhan ekosistem.

Mengurangi emisi karbon tidak mungkin tercapai tanpa bantuan alam.

Tanpa teknologi skala besar yang bisa menghilangkan karbon dari atmosfer, hutan, padang rumput, rawa gambut, dan lautan tetap menjadi satu-satunya cara untuk menyerap emisi manusia yang mencapai rekor 37,4 miliar ton pada tahun 2023.

BACA JUGA:Berikut 5 Tips Mendidik Anak Supaya Menjadi Cerdas dan Sukses

BACA JUGA:1st ICOLL: Membangun Jaringan Internasional Melalui Sejarah dan Budaya Melayu

Keruntuhan serapan karbon daratan pada 2023 belum tercakup dalam model-model iklim yang ada.

Jika tren ini terus berlanjut, pemanasan global bisa terjadi lebih cepat dari yang diprediksi.

Ketika emisi manusia meningkat, alam juga harus menyerap lebih banyak karbon.

Di satu sisi, kadar karbon dioksida yang lebih tinggi membuat tanaman tumbuh lebih cepat dan menyerap lebih banyak karbon.

BACA JUGA:Resep Ayam Suwir Kemangi, Gurih, Pedas, Bikin Ketagihan!

BACA JUGA:Pojok Baca Gen Cerdas : Membangun Generasi Cerdas Literasi dan Numerasi

Namun, keseimbangan ini terganggu oleh suhu yang semakin tinggi.

Hutan Hujan Terakhir Penyerap Karbon

Saat ini, hanya satu hutan hujan besar yang masih berfungsi sebagai penyerap karbon utama: cekungan Kongo, yang masih menyerap lebih banyak karbon daripada yang dilepaskan ke atmosfer.

Di sisi lain, cekungan Amazon mengalami kekeringan parah, dipicu oleh El Niño, deforestasi, dan pemanasan global.

Kategori :