Diperkirakan emisi karbon dari tanah akan meningkat hingga 40% pada akhir abad ini, seiring tanah yang semakin kering dan mikroba mempercepat proses dekomposisi.
Gabungan dari kerentanan hutan Amazon, kekeringan di daerah tropis, dan pemanasan hutan utara berkontribusi pada runtuhnya kapasitas serapan karbon di daratan pada 2023, yang menyebabkan lonjakan karbon di atmosfer.
“Pada 2023, akumulasi CO2 di atmosfer sangat tinggi, menyebabkan penyerapan karbon oleh biosfer daratan sangat rendah,” kata Philippe Ciais, peneliti di Laboratorium Ilmu Iklim dan Lingkungan di Prancis.
Profesor Andrew Watson dari Universitas Exeter menegaskan bahwa penurunan penyerapan karbon terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan para ilmuwan iklim.
“Yang paling mengkhawatirkan adalah hal-hal yang tidak diperhitungkan dalam model-model iklim saat ini,” ungkapnya. (*)