JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto mengadakan lawatan perdana ke luar negeri, Sabtu, 9 November. Negara pertama yang dikunjungi adalah Tiongkok.
Persis seperti yang pernah dilakukan Joko Widodo (Jokowi) begitu dilantik sebagai presiden ke-7 RI pada 2014. Jokowi juga melawat ke Tiongkok dan bertemu Xi Jinping kala itu.
Tentu saja, kunjungan Prabowo itu sekaligus untuk menghadiri pertemuan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping di Beijing.
Setelahnya, Prabowo terbang langsung ke Washington DC. Yakni untuk memenuhi undangan dari dari Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Baru kemudian menjalankan agenda utama.
Prabowo direncanakan menuju Lima, Peru, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC).
Lantas melanjutkan perjalanan menuju Brasil untuk menghadiri rangkaian kegiatan KTT G20 yang diselenggarakan di Rio de Janeiro.
Pakar Hubungan Internasional Universitas Airlangga Probo Darono Yakti mengatakan bahwa lawatan perdana Prabowo ke luar negeri tentu sangat penting. Terutama ke dua negara adidaya: Amerika Serikat dan Tiongkok.
Probo menafsirkan kunjungan Prabowo ke Negeri Paman Sam itu bisa emosional.
Anda sudah tahu, Prabowo pernah diblokir oleh AS selama 20 tahun. Dan baru mendapat visa berkunjung ke AS saat era pemerintahan Jokowi.
Kunjungan ke AS itu pun bisa dijadikan momentum untuk menggertak pihak Barat.
Mengingat, TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut Rusia baru saja merampungkan latihan fase laut (sea phase) dalam tahapan puncak Latihan Bersama (Latma) Orruda 2024 di Laut Jawa, dekat dari Surabaya, Jawa Timur, kemarin.
BACA JUGA:Pastikan Penanganan Pengungsi Lancar
BACA JUGA:Puan Maharani Kritik Israel di P20
“Hubungan AS dan Rusia juga masih tegang,” jelas Probo.
Selain itu, kunjungan ke Tiongkok juga dinilai sebagai strategi perimbangan yang tepat. Yakni penegasan bahwa Indonesia tak berpihak dalam ketegangan hubungan yang terjadi antara AS dan Tiongkok.
Menurut Probo, hubungan Indonesia dan Tiongkok cenderung positif. Prabowo tinggal melanjutkan hubungan baik yang sudah dibangun Jokowi dan Xi Jinping melalui Belt and Road Initiative.
Hal itu mewujud dengan sejumlah mega-proyek yang dibangun di tanah air, salah satunya kereta cepat Whoosh Jakarta-Bandung.
“Sebetulnya, semacam perulangan karena waktu Prabowo menjabat menhan, Jokowi menugaskannya bertemu Xi Jinping,” jelasnya.
Kala itu, lanjut Probo, keduanya duduk berdampingan. Tidak berhadapan. Itu menyimbolkan hubungan yang saling terbuka.
Sementara itu, Probo menilai kunjungan Prabowo ke Brasil tak hanya menghadiri KTT G20. Melainkan ada misi khusus yang dibawa.
Salah satunya, akan membahas soal wacana bergabungnya Indonesia ke dalam KTT BRICS.
Setelah dari Brasil, Prabowo dijadwalkan terbang ke Inggris. Yakni untuk memenuhi undangan dari Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.
“Sesudah itu kemungkinan saya akan mampir di beberapa negara Timur Tengah dan berjalan kembali ke Republik Indonesia,” terang Prabowo dalam keterangannya di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, kemarin.
Rangkaian kunjungan ke lima negara itu tentu saja diharapkan menjadi langkah yang signifikan. Terutama dalam menjadikan Indonesia sebagai mitra strategis di kancah internasional.
Sebelum lawatan, Prabowo menyampaikan sejumlah arahan kepada jajaran Kabinet Merah Putih. Termasuk kepada Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Ia menegaskan bahwa pemerintah akan fokus dalam persiapan intensif untuk mewujudkan program-program yang telah dicanangkan.
“Saya kira tidak ada yang luar biasa, tetapi saya juga memberi petunjuk dalam upaya kita minggu-minggu ini,” jelasnya.
Prabowo meminta semua jajarannya menyiapkan langkah yang benar untuk bekerja keras. Khususnya dalam memenuhi program-program yang sudah dicanangkan.
Prabowo juga menegaskan pentingnya menciptakan pemerintahan yang bersih dari segala bentuk penyimpangan dan penyalahgunaan kekuasaan.
Itu sebagai upaya serius untuk menciptakan pemerintahan yang bersih. Baik dari penyelewengan, ketidakefisiensi, manipulasi, hingga kongkalikong dengan pihak-pihak lain.
Selain itu, Prabowo pun menekankan pentingnya kebijakan yang dilaksanakan oleh seluruh jajarannya untuk tidak terpengaruh oleh kepentingan politik.
Bahwa setiap tindakan pemerintah harus dilakukan dengan tegas. Namun, tetap memperhatikan asas keadilan dan kebijaksanaan.
“Harus tegas, harus berani, tapi juga upayanya harus bersih dari muatan-muatan politis dan dari dendam-dendam politik. Yang kita ingin ciptakan adalah suasana pemerintah bersih,” tegasnya.
BACA JUGA:Pastikan Kementerian PANRB Akselerasi Program 100 Hari
BACA JUGA:Pemerintah Ingin Agar Inggris Dukung Minyak Kelapa Sawit RI
Kedatangan Presiden Prabowo Subianto disambut antusias oleh mahasiswa dan warga yang menunggu di lobby hotel tempatnya bermalam di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada Jumat malam, 8 November 2024.-Sekretariat Presiden -
Ya, lawatan Prabowo ke luar negeri tersebut akan berlangsung selama 16 hari. Tentu juga untuk melakukan pertemuan bilateral dan multilateral.
Pertemuan-pertemuan itu akan membahas sejumlah masalah penting mulai dari ekonomi hingga geopolitik global.
“Saya kira peranan Indonesia, sikap Indonesia sangat ditunggu oleh banyak pihak. Saya kira ini kehormatan bagi kita dan kita akan memelihara hubungan yang baik dengan semua pihak,” ucapnya. (*)