MUARA BUNGO - Cuaca ekstrem melanda wilayah Kecamatan Jujuhan dan Jujuhan Ilir dengan curah hujan yang tinggi. Hal ini menyebabkan debit Sungai Jujuhan dan Batanghari naik drastis.
Dampaknya dirasakan di Dusun Kuamang, Kecamatan Jujuhan Ilir Kabupaten Bungo, di mana lahan pertanian warga terendam banjir.
Sebanyak 11 hektare kebun jagung, termasuk milik pemerintah dusun dan warga, menjadi korban luapan sungai Batanghari. Ironisnya, lahan tersebut sudah siap panen.
Herman Rio, warga Dusun Kuamang, membenarkan bahwa ada sebanyak 11 hektare lahan kebun jagung siap panen terendam banjir. “Begitu juga ada padi sawah dan kebun sayuran cabe dan lainnya, semuanya terendam air setinggi dua meter lebih."
BACA JUGA:Makanan yang Baik Dikonsumsi Ketika Sakit
BACA JUGA:Waktu Terbaik Bayi Minum Air Putih
Dampak ekonomi yang signifikan dirasakan oleh para petani. Rio menambahkan akibat musibah banjir, luapan Sungai Batanghari, pihaknya mengalami kerugian lebih kurang Rp 500 juta lebih, sudah termasuk obat-obatan.
“Juga, kerugian sayuran dan padi sawah lainnya. Kerugian meliputi tanaman yang siap panen, obat-obatan yang terendam, dan tanaman pangan yang menjadi mata pencaharian utama warga,”bebernya.
Datuk Rio Herman berharap ada bantuan dari pemerintah untuk mengatasi musibah banjir ini. "Kami sangat berharap adanya bantuan dari pemerintah atas musibah banjir yang melanda lahan perkebunan kami di Dusun Kuamang," ungkapnya.
Bantuan tersebut diharapkan dapat membantu pemulihan ekonomi dan kehidupan sehari-hari warga yang terdampak.
Kejadian banjir ini dipicu oleh curah hujan yang tinggi sejak semalam. Banjir menjadi ancaman serius bagi lahan pertanian dan pemukiman warga di sepanjang Sungai Batanghari. Pemerintah setempat diharapkan segera merespon dan memberikan bantuan yang dibutuhkan untuk membantu para korban dan meminimalisir dampak yang lebih luas. (Mai/viz)