BACA JUGA:Airlangga Optimistis Ekonomi RI Tumbuh 5,2 Persen pada 2024
Eva mengajakku menulis nama kami masing-masing dipohon tersebut menggunakan alat pahat yang dia pinjam dari tukang kebun.
Dia tersenyum lembut melihat nama kami terukir di pohon tersebut.
Hari-hariku berikutnya terasa sangat menyenangkan karena ada Eva, aku ikut dia membantu nenek-nenek berjualan kue, membantu tukang kebun, dan lain-lain.
Setelah mengenal Eva, aku berubah jadi lebih baik. Perubahanku secara tidak langsung diikuti Alex dan Evan, trio pembuat onar kini telah berubah.
BACA JUGA:RI Ekspor Produk Halal 42,3 Miliar Dolar AS
BACA JUGA:Bawaslu: Mayor Teddy Hadir Sebagai Ajudan Prabowo
Mereka mengatakan aku berubah karena dia, sebenarnya kurang tepat. Aku berubah untuk dia, karena Allah.
Aku sudah berjanji kepada diriku sendiri, kalau aku akan menjadi pribadi yang lebih baik, sehingga pantas untuk Eva di masa depan nanti.
Kita berada di penghujung cerita, dimana aku di tantang balap liar oleh musuh yang sebelumnya sudah kukalahkan, namanya Dera.
Aku menolaknya, tapi entah tau darimana Dera soal Eva, jika aku tidak menerima tantangan maka Dera akan mengganggu Eva. Aku terpaksa menerima tantangan itu dan akan kembali balap liar untuk malam ini.
BACA JUGA:Mendagri Pastikan Ganti Pj Kepala Daerah
BACA JUGA:Jamin Ketersediaan Energi Jelang Libur Nataru, Pertamina Patra Niaga Bentuk Satgas di Sumbagsel
Malam telah tiba, aku bersiap untuk balapan dengan ditemani Alex dan Evan.Taruhan dalam balapan ini adalah motor dari si pembalap.
Bendera dikibarkan dan balapan dimulai, disaat aku mulai tancap gas terdengar sekilas suara Eva dari belakang yang meneriaki namaku.
Aku mencoba tenang, Alex dan Evan pasti melindungi Eva, aku harus memenangkan balapan ini.