BACA JUGA:BREAKING NEWS: Malam Nanti Puluhan RT di Aurkenali Kota Jambi Dipanggil, Bahas Soal Rencana PT SAS
Selain terjadi pada korban, ini juga bisa menjadi dampak bullying bagi saksi yang melihat peristiwa perundungan.
3. Tidak Percaya Diri
Dampak bullying bagi masyarakat juga bisa membuat korban tidak percaya diri. Ketika bullying yang dialami adalah kekerasan fisik, tentu bekas-bekas luka yang didapatkan dari perilaku perundungan dapat menyisakan pengalaman traumatis.
“Misalnya, bekas luka pada bagian tubuh tertentu yang membuat korban menjadi tidak percaya diri. Contohnya luka pada wajah yang menyebabkan korban merasa tidak cantik atau tidak tampan dibanding teman-temannya,” ucap Psikolog Iswan.
Selain itu, dampak bullying seksual juga bisa memunculkan perasaan rendah diri dan tidak berharga.
4. Masalah Fisik
Karena menurunnya kepercayaan diri akibat kondisi fisik, ini juga bisa memunculkan gejala-gejala psikosomatis. Gangguan psikosomatis merupakan kondisi di mana munculnya penyakit fisik akibat pikiran atau emosi yang dirasakan korban.
BACA JUGA:Lesti Kejora dan Rizky Billar Ganti Nama Anak
BACA JUGA:FIFA Ancam Skorsing Timnas Brasil dari Semua Kompetisi
Gejala psikosomatis yang bisa muncul adalah gastroesophageal reflux disease (GERD), tremor, atau mimisan. Menurut Iswan, ini terjadi karena korban dikuasai oleh emosi negatif, seperti takut, cemas, dan sedih.
5. Menarik Diri dari Lingkungan
Dampak bullying juga bisa terjadi pada aspek sosial. Biasanya, korban bullying akan menarik diri dari lingkungan sosial karena takut akan mendapatkan perlakuan yang sama.
Kondisi tersebut juga bisa menjadi dampak bullying di media sosial atau cyberbullying. Korban biasanya akan menarik diri dari lingkungan dan tidak akan menggunakan media sosial tertentu karena merasa takut dan cemas.
6. Sulit Membentuk Hubungan
Dalam jangka panjang, dampak bullying dapat membuat korban sulit membentuk hubungan yang saling percaya. Pasalnya, korban biasanya memiliki trust issue terhadap kelompok atau seseorang yang dekat dengan pelaku.