JAMBI - Gubernur Jambi Al Haris menyerukan kerja sama antara Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan masyarakat untuk menjaga kelestarian habitat harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) di kawasan hutan Provinsi Jambi.
Permintaan tersebut disampaikan menyusul insiden harimau sumatera yang terluka akibat terjebak jerat di kawasan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Bungo Pandan, Desa Suo-Suo, Kecamatan Masumai, Kabupaten Tebo.
"Nanti saya akan ke BKSDA Jambi melihat harimau yang terkena perangkap kemarin. Kalau kondisinya sudah sehat dan stabil, kita bisa lepaskan lagi. Karena jika dilihat dari hasil rekaman camera trap, masih ada populasinya di hutan Jambi meski jumlahnya mulai berkurang," ujar Al Haris, Kamis (22/5).
Dia menekankan pentingnya mencegah konflik antara manusia dan harimau. Ia mengajak masyarakat dan BKSDA untuk menjaga kawasan hutan sebagai habitat alami satwa dilindungi.
BACA JUGA:Muarojambi Naikkan Status, Banyak Terdapat Lahan Gambut
Sementara itu, Kepala BKSDA Jambi, Agung Nugroho, menjelaskan bahwa harimau tersebut terluka parah akibat terjerat selama 3–4 hari. Luka infeksi di bagian kaki depan kiri menyebabkan jari-jari kaki hewan tersebut terputus.
"Setelah dilakukan pemeriksaan awal, harimau langsung dibawa ke Tempat Penyelamatan Satwa (TPS) BKSDA Jambi. Saat ini, tim dokter dan petugas medis tengah berusaha agar infeksi tidak menyebar dan memperburuk kondisi kesehatan harimau," ungkap Agung.
Menurut Agung, opsi amputasi masih terbuka, namun pihaknya terus berupaya agar hal tersebut dapat dihindari. Jika amputasi harus dilakukan, maka harimau jantan itu kemungkinan tidak akan mampu bertahan di alam liar karena sifatnya yang sangat teritorial.
"Kami berusaha agar harimau tetap bisa bertahan dan keluar dari zona kritis, meskipun kemungkinan untuk kembali ke kondisi normal akan sulit," tambahnya. (Enn)