JAMBI – Harimau Sumatera Jantan (Panthera tigris sumatrae) berusia sekitar enam tahun, yang terluka akibat terjerat perangkap kawat di HTR Bungo, Kecamatan Masumai, Kabupaten Tebo beberapa waktu lalu, kini sedang menjalani perawatan intensif.
Tim medis dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, saat ini tengah berupaya melakukan penangana terhadap luka serius di kaki harimau sumatera tersebut.
Kepala BKSDA Jambi, Agung Nugroho mengatakan, saat ini tim dokter hewan tengah bekerja keras untuk menyelamatkan kaki kiri depan harimau tersebut, yang mengalami luka parah akibat jeratan.
"Hari ini tim dokter sedang bekerja melakukan tindakan medis terhadap harimau sumatera jantan yang dievakuasi pada 13 Mei lalu. Tujuannya agar kondisi lukanya bisa pulih dan harimau ini dapat kembali dilepasliarkan ke habitatnya," ujar Agung di Jambi, Senin (26/5).
BACA JUGA:Panduan Solo Traveling Bagi Pemula
BACA JUGA:Eks Bendahara Desa Pangkal Duri Dituntut 5 Tahun Penjara
Penanganan dilakukan di Tempat Penyelamatan Satwa (TPS) Desa Mendalo Darat, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muarojambi. Dalam prosesnya, tim medis telah melakukan tindakan pemasangan cast, yakni metode penutupan luka terbuka pada jaringan tubuh untuk mencegah infeksi dan mendukung proses pemulihan.
Harimau tersebut diperkirakan memiliki bobot sekitar 75 kilogram, dan kondisinya masih terus dipantau secara intensif. Penanganan medis ini menjadi langkah krusial agar satwa dilindungi itu tidak kehilangan fungsionalitas anggota tubuhnya dan tetap memiliki peluang untuk kembali ke alam liar.
Agung juga menyoroti bahaya jerat yang kerap dipasang oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab di kawasan hutan. Menurutnya, jerat tidak hanya mengancam harimau, tetapi juga berbagai satwa lain yang dilindungi.
"Pemasangan jerat merupakan ancaman serius terhadap kelestarian satwa liar. Kami mengimbau seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan untuk tidak melakukan pemasangan jerat di kawasan hutan, karena dapat menimbulkan dampak fatal," tegasnya. (*)