Dengan daging yang berlimpah, hampir semua orang pasca Iduladha ramai-ramai memasak daging dalam berbagai olahan. Daging adalah sumber protein hewani yang kaya nutrisi. Seperti zat besi, zinc, dan vitamin B12.
Tapi apa yang terjadi jika kita mengonsumsi daging setiap hari selama seminggu? Apakah tubuh akan mendapatkan manfaat, atau justru muncul dampak negatifnya?
Berikut adalah gambaran hari demi hari tentang apa yang mungkin terjadi jika Anda makan daging terus-menerus selama 7 hari.
Pada hari pertama tubuh akan merespons asupan protein dan lemak dari daging dengan peningkatan energi. Anda mungkin merasa lebih bertenaga dan kenyang lebih lama dibandingkan biasanya.
BACA JUGA:Alasan Selalu Kebelet BAB Setelah Minum Kopi
BACA JUGA:5 Manfaat Jamu Kunir Asem saat Menstruasi, Solusi Alami Pereda Nyeri dan Peningkat Energi
Protein hewani juga dapat membantu proses regenerasi sel dan memperbaiki otot. Sehingga hari pertama terasa cukup positif bagi tubuh.
Memasuki hari kedua, efek positif masih terasa. Tubuh mulai memproses nutrisi dari daging dengan baik. Mood cenderung stabil dan rasa lapar perlahan berkurang.
Namun, jika konsumsi daging tidak disertai dengan sayuran atau makanan berserat lainnya, pencernaan mulai bekerja lebih keras. Dan kemungkinan Anda bisa mulai merasa sedikit begah.
Kemudian pada hari ketiga, pencernaan yang tidak mendapat cukup serat akan mulai menunjukkan dampaknya.
Perut bisa terasa penuh dan kembung. Daging yang dicerna tanpa bantuan serat membuat proses buang air besar menjadi lebih lambat. Sehingga ketidaknyamanan mulai muncul.
Hari keempat adalah saat tubuh mulai merespons akumulasi lemak jenuh dari daging. Terutama jika yang dikonsumsi adalah daging merah atau olahan.
Kadar kolesterol bisa mulai meningkat secara perlahan. Anda mungkin merasa tubuh lebih berat atau mudah lelah. Di saat itulah penting untuk mulai mengatur jenis daging yang dikonsumsi agar tidak terlalu berlemak.
Di hari kelima, risiko peradangan dalam tubuh meningkat. Jika Anda sering mengonsumsi daging yang dimasak dengan suhu tinggi seperti digoreng atau dibakar, tubuh bisa menghasilkan senyawa peradangan.
Efeknya bisa muncul dalam bentuk jerawat, rasa pegal-pegal, atau tubuh yang mudah lelah meskipun tidak banyak beraktivitas.