JAMBI – “Melihat Masa Depan Indonesia dari Tetesan Kopi bersama Yenny Wahid” menjadi tema dari Ngopi dan Diskusi yang diselenggarakan di Hellosapa Cafe, Kamis (4/1) siang kemarin. Putri presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid (Gusdur) itu, hadir di Jambi untuk berdiskusi mengenai bagaimana Indonesia ke depan di tangan anak muda.
Dalam ngopi dan diskusi yang mayoritas dihadiri oleh mahasiswa itu, Yenny Wahid mengatakan bahwa demokrasi harus dijalankan, agar semua harapan Indonesia bisa dicapai. Tidak peduli itu dari bentuk keluarga apapun dan latar belakang manapun.
"Kenapa demokrasi harus dipertahankan, supaya anak tukang parkir, anak petani, anak pemilik Cafe, anak menteri dan anak presiden punya kesempatan yang sama untuk dapat berkarya di negara ini. Supaya kalian yang berangkat bukan dari keluarga kaya, bisa berhasil di negara ini," sebutnya perbincangan dengan ratusan milenial dan Gen Z di Jambi.
BACA JUGA:Sampah Terus Menumpuk di Jambi Selatan, Camat Alfin Jalil Beberkan Penyebabnya
BACA JUGA:2 Masyarakat Kota Jambi Ditindak Gara-gara Buang Sampah? Berikut Penjelasan Camat Jambi Selatan
Ia menyebutkan, semangat anak muda harus tinggi, agar bisa berhasil dan bangga atas keberhasilan yang dicapai lewat usaha sendiri. Sebab, tidak semua orang bisa dengan mudah mendapatkan kesempatan.
"Di sinilah negara harus tegak untuk membantu masyarakat. Negara harus membantu, dan itu akan tercipta dengan adanya demokrasi," katanya.
Menurut dia, demokrasi dibangun bukan untuk kepentingan segelintir orang, tapi kepentingan seluruh anak bangsa.
"Saya jelek-jelek begini anak presiden. Sangat diuntungkan, kalau negara ini untuk kepentingan elit saja. Tapi untungnya Gusdur tak pernah memberikan keistimewaan untuk anak-anaknya. Dari kecil kami biasa susah. Saya sekolah di luar negeri bukan difasilitasi ayah saya. Saya cari beasiswa sendiri. Kami sekeluarga diwariskan semangat berjuang agar dapat sukses di atas kaki sendiri," katanya.
BACA JUGA:Pengendara Ambil Kembali Sampah yang Dibuang, Usai Ditegur Petugas
BACA JUGA:Satu Alat Berat 'Evakuasi' Sampah di Kebun Kopi Kota Jambi
"Kalau Gusdur waktu itu presiden mau nyekolahin anaknya sekolah keluar negeri, pasti banyak yang mau bayarin. Tapi beliau meminta kami mandiri, mengajari kami bisa berdiri di atas kaki sendiri," tambahnya.
Oleh karena itu, kata dia, demokrasi penting untuk terus dijaga, agar nasib anak-anak lain yang tidak mampu, mendapatkan kesempatan yang sama.
"Disini negara harus hadir. Negara harus hadir membela mereka yang tak berdaya. Kalian harus bersyukur, saat ini tak perlu berjuang turun ke jalan. Maka isi dengan semangat menjaga demokrasi agar terus berjalan dengan baik," tandasnya. (*)