JAMBI — Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jambi terus berupaya mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar mampu berkembang sesuai potensi wilayah masing-masing.
Selain pembinaan, Dinas Perindustrian juga menekankan pentingnya legalitas usaha. UMKM yang belum memiliki izin resmi, didorong untuk segera mendaftarkan usahanya secara mandiri melalui mekanisme perizinan yang telah disediakan pemerintah.
Dengan adanya izin, pelaku usaha tidak hanya mendapat pengakuan hukum, tetapi juga peluang lebih besar untuk mengikuti pelatihan, memperoleh akses pasar, hingga memiliki daya saing.
Kasi Pembangunan Industri Kecil dan Menengah, Disperindag Provinsi Jambi, Meka Diano, menyebutkan bahwa setiap daerah memiliki ciri khas yang dapat diolah menjadi produk bernilai tambah.
BACA JUGA:Verifikasi Data Fakir Miskin Dimulai, Wali Kota Libatkan Seluruh RT di Jambi
BACA JUGA:Bahayanya Sering Memakai Pakaian Ketat, Perlahan Bisa Merusak Kesehatan
Potensi itu, lanjutnya, bisa berasal dari berbagai sektor, mulai dari perkebunan hingga perikanan. Daerah perkebunan misalnya, dapat mengolah kentang menjadi berbagai produk olahan.
Sementara daerah pesisir dapat memanfaatkan hasil laut seperti udang dan ikan yang diolah menjadi kerupuk. Adapun di wilayah perkotaan dan Bungo, UMKM lebih banyak bergerak di bidang pengolahan makanan berbahan baku pisang.
Meka menegaskan, pengolahan produk menjadi faktor penting untuk meningkatkan daya saing.
“Kalau dijual pertandan mungkin setandannya saja. Tapi ketika dia diubah jadi keripik, nilainya bisa berkali-kali lipat. Nah itu jadi peningkatan nilai,” ujar Meka saat diwawancarai di ruang kerjanya, Selasa (23/9).
Selain sektor makanan, hampir seluruh wilayah di Jambi juga memiliki potensi di bidang kerajinan batik. Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Perindustrian secara rutin memberikan pembinaan dan pelatihan kepada para pengrajin, mulai dari peningkatan desain, teknik pewarnaan, hingga kualitas produksi.
“Dari awal yang membatik masih semacam pemula, lalu kami kasih pembinaan. Nanti kualitas batiknya meningkat, cara mendesain dan mewarnai terus kami latih agar lebih baik,” jelas Meka.
Tak hanya batik, produk kerajinan lain seperti tikar dari tanaman resam di Merangin juga menjadi bagian dari potensi UMKM yang terus dikembangkan pemerintah daerah. (mg04/enn).