Bila tidak ditangani, tipe ini dapat menyebabkan aritmia dan kematian mendadak.
BACA JUGA:Dishub Siap Tindak Tegas Pelanggar, Larang Truk Sawit Melebihi Kapasitas
BACA JUGA:Bupati Merangin Launching Program JSK, 8.901 Tenaga Kerja, Dapat Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan
3. Lemah Jantung Tipe ARVD
ARVD (Arrhythmogenic Right Ventricular Cardiomyopathy) terjadi ketika sel otot jantung di ventrikel kanan mati dan digantikan oleh jaringan parut atau lemak. Hal ini mengganggu aliran listrik jantung dan memicu aritmia.
Kondisi ini sering ditemukan pada remaja atau dewasa muda, dan diduga disebabkan oleh mutasi genetik yang diwariskan. Gejalanya berupa jantung berdebar atau pingsan setelah beraktivitas fisik.
Olahraga berat dapat memperparah gejala ARVD, dan penyakit ini menjadi salah satu penyebab utama kematian mendadak pada atlet muda.
BACA JUGA:Dishub Siap Tindak Tegas Pelanggar, Larang Truk Sawit Melebihi Kapasitas
4. Lemah Jantung Tipe Restriktif
Merupakan jenis lemah jantung yang paling jarang terjadi. Pada tipe ini, otot jantung menjadi kaku dan kehilangan elastisitasnya, sehingga darah sulit mengisi ruang jantung secara sempurna.
Penyebabnya bisa karena penumpukan zat tertentu dalam tubuh, seperti zat besi (hemokromatosis), sel radang (sarkoidosis), atau protein abnormal (amiloidosis).
Lemah jantung tipe restriktif juga dapat muncul akibat efek samping pengobatan kanker dengan kemoterapi atau radioterapi.
BACA JUGA:IAKSS Muara Bungo Gelar Wisuda Diploma III dan S1 Angkatan ke-3, Berjalan Sukses
Secara umum, lemah jantung dibedakan menjadi dua jenis, yaitu primer (diturunkan secara genetik atau tanpa penyebab lain yang jelas) dan sekunder (akibat penyakit lain seperti hipertensi, infeksi, atau efek obat).