JAMBIKORAN.COM - Fenomena orang rela antre panjang, bangun pagi-pagi, bahkan menempuh perjalanan jauh hanya demi membeli barang yang sedang viral, kini semakin sering terlihat.
Mulai dari sepatu edisi terbatas, tas kolaborasi selebritas, hingga produk kecantikan yang ramai dibicarakan influencer semuanya sukses menarik perhatian publik.
Namun, mengapa banyak orang sampai mau bersusah payah demi barang-barang tersebut? Ternyata, ada alasan psikologis menarik di baliknya.
1. Prinsip Scarcity: Barang Langka Terasa Lebih Berharga
BACA JUGA:Ustaz Yusuf Mansur Tanggapi Isu Jasa Doa Online, Sebut Hanya Candaan Lama
BACA JUGA:7 Resep Jus Buah Segar untuk Redakan Asam Lambung, Aman dan Menyehatkan!
Dalam psikologi konsumen, ada konsep scarcity principle atau prinsip kelangkaan. Barang yang dianggap langka atau terbatas jumlahnya otomatis terasa lebih bernilai.
Ketika brand menuliskan “limited edition” atau “stok hanya 100 pcs”, konsumen akan terdorong untuk segera membeli karena takut kehabisan.
Hal ini berkaitan dengan loss aversion rasa takut kehilangan kesempatan lebih besar daripada rasa senang mendapat keuntungan.
2. Bukti Sosial dan Mentalitas Kawanan
BACA JUGA:Busui Wajib Tahu! Asam Lambung Tak Ganggu Kualitas ASI, Ini Alasannya
BACA JUGA:5 Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-Diam Bisa Picu Asam Lambung Kambuh Lagi
Melihat banyak orang antre panjang sering kali menimbulkan anggapan bahwa barang tersebut “pasti bagus”.
Fenomena ini disebut social proof ketika seseorang mengikuti perilaku orang lain karena dianggap benar.
Selain itu, ada juga herd mentality, keinginan untuk tidak tertinggal tren dan tetap dianggap relevan secara sosial.