Rasional Khalwat

Jumat 19 Jan 2024 - 20:31 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Dahlan Iskan

KH Buya Syakur Yasin Wafat Ulama Kharismatik Indramayu dan Pengasuh Ponpes Cadangpinggan.--


MATI satu belum tumbuh yang baru. Yang akan meninggal itu sendiri terlihat sangat gelisah: "siapa yang akan meneruskan semua ini kalau saya meninggal dunia".


Candangpinggan Ia adalah kiai besar. Sastrawan. Lulusan Mesir, Tunisia, Libya dan London. Anda sudah tahu: beliau adalah Buya Syakur. Dari Indramayu.


Anak pertamanya baru lulus fakultas kedokteran. Masih koas. Anak satunya lagi masih di madrasah aliyah –setingkat SMA di Tasikmalaya.


Buya memang menikah lagi belakangan. Istrinya yang sekarang, kini berusia 55 tahun.


Buya Syakur dikenal luas karena pemikirannya yang rasional. Banyak sekali pendapatnya yang kontroversial.


Seandainya tidak ada YouTube, Buya Syakur hanya akan dikenal oleh kalangan terbatas. Padahal ia diakui sebagai kiai hebat pun oleh tokoh sekelas Gus Dur.


"Di Indonesia hanya ada tiga orang yang bisa disebut cendekiawan muslim," ujar Gus Dur suatu saat.


Mereka itu adalah Nurcholish Madjid, Quraish Shihab, dan Buya Syakur. Tentu harusnya ada empat: Gus Dur sendiri yang nomor satu.


Dengan YouTube kini nama Buya Syakur sering viral. Yang bukan orang Islam pun sering mengikuti videonya. Ia memang seorang prulalis. '


"Jangan mimpi akan ada persatuan pun dalam Islam sendiri. Terimalah perbedaan," katanya di salah satu videonya.
Buya menyebut ahli sunnah pernah membunuh 10.000 orang Islam dari golongan Mu'tazilah. Gara-garanya Mu'tazilah berpendapat Tuhan tidak intervensi dalam perjalanan nasib manusia.


Katakanlah yang non ahli sunnah tidak ada lagi. Syi'ah, Ahmadiyah, Baha'iyah dihabisi. Tinggal ahli sunnah. "Nanti akan bertengkar juga di antara aliran dalam ahli sunnah," ujarnya.


Baru tahun 1991 Buya kembali ke tanah air. Waktunya habis untuk kuliah. Selama 20 tahun sekolah. Terakhir beliau mengambil gelar doktor di London.


Jangan kaget: doktornya di bidang teater. Disertasinya tentang dialog dalam teater. Buya memang seniman. Suka menulis puisi. Sudah dibukukan.


Di kampungnya, Indramayu, Buya mendirikan madrasah. Ia membeli tanah puluhan hektare. Lokasi kampungnya persis di perbatasan antara Indramayu dan kabupaten Cirebon. Di desa Candangpinggan. Persis di pinggir kanan jalan Pantura.

Kategori :

Terkait

Jumat 04 Oct 2024 - 17:08 WIB

Agama GPT

Kamis 26 Sep 2024 - 19:48 WIB

Ais Anis

Rabu 25 Sep 2024 - 19:49 WIB

Bonita Sufiati

Selasa 24 Sep 2024 - 16:02 WIB

Arus Kuat

Senin 23 Sep 2024 - 20:17 WIB

Pemakan Anjing