Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Peraturan OJK (POJK) mengenai penetapan status dan tindak lanjut pengawasan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan BPR Syariah serta POJK kualitas aset BPR.
Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi Aman Santosa mengatakan, POJK Nomor 28 Tahun 2023 (POJK 28/2023) tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan BPR dan BPRS dikeluarkan untuk mendukung dan mewujudkan upaya pengembangan dan penguatan BPR/BPRS.
"Sejalan dengan perkembangan industri jasa keuangan yang makin kompleks dan beragam," kata dia dalam keterangan resmi, Senin 5 Februari 2024.
Sedangkan, POJK Nomor 1 Tahun 2024 (POJK 1/2024) adalah tentang Kualitas Aset BPR diterbitkan untuk membangun industri BPR yang sehat dan memiliki daya saing tinggi.
BACA JUGA:Ini Manfaat dari Sarapan Pagi
BACA JUGA:Pj Wali Kota Jambi Minta Camat dan Lurah Pastikan TPS Mudah Dijangkau
Hal tersebut dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko kegiatan usaha khususnya pengelolaan aset.
Secara rinci Aman menjelaskan, POJK 28/2023 memuat penyesuaian pengaturan mengenai status dan jangka waktu pengawasan BPR dan BPR Syariah, tugas pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, dan penempatan dana oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
"POJK 28/2023 mulai berlaku pada tanggal 31 Desember 2023," imbuh dia.
Sementara itu, POJK 1/2024 terdiri dari perluasan cakupan aset produktif, penambahan pengaturan mengenai aset nonproduktif, dan kualitas aset produktif.
BACA JUGA:Polres Bungo Ungkap Kasus Tindak Pidana Minerba
Selain itu, beleid baru tersebut juga mengatur soal penyisihan penilaian kualitas aset dan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN), restrukturisasi kredit, properti terbengkalai, agunan yang diambil alih, hapus buku, dan kebijakan perkreditan dan prosedur perkreditan.
Sebagai informasi, sepanjang tahun ini OJK telah mencabut izin 2 BPR, yakni BPR Wijaya Kusuma di Madiun dan BPRS Mojo Artho di Mojokerto.
Pada 2023, OJK telah mencabut izin usaha 4 BPR lain yakni BPR Bagong Inti Marga (BIM) di Jawa Timur, Perumda BPR Karya Remaja Indramayu (BPR KRI) di Jawa Barat, BPR Indotama UKM Sulawesi, dan BPR Persada Guna di Jawa Timur. (*)