Di sebuah kota kuno Lhasa, Ibu Kota Daerah Otonom Xizang, China barat daya, sebuah kompleks tempat tinggal dipenuhi dengan ucapan selamat tahun baru tradisional dalam berbagai bahasa.
Diantaranya yaitu "Chunjie Kuaile" (berarti "Selamat Merayakan Festival Musim Semi" dalam bahasa Mandarin) dan "Losar Tashi Delek" (berarti "Selamat Tahun Baru" dalam bahasa Tibet).
Permukiman bergaya Tibet di pusat kota Lhasa, tersebut merupakan rumah bagi sekitar 70 warga dari etnis Han, Tibet, Hui, dan beberapa kelompok etnis lainnya.
Hal ini bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Tibet dan Tahun Baru Imlek atau dikenal sebagai Festival Musim Semi, yang tahun ini jatuh pada Sabtu, 10 Februari 2024.
BACA JUGA:Yohannes Saut Marcellyno: Saya Tetap Bangga Bisa Berpartisipasi di BATC 2024
BACA JUGA:Ganda Putra Indonesia Sabet Kemenangan Berharga atas China di BATC 2024
Warga di kompleks multikultural tersebut menikmati hidangan tradisional yang lezat dari berbagai kelompok etnis dan merayakan kedua festival itu bersama-sama.
Sun Jianxue beserta istrinya Sonam Badran menjamu tetangga mereka yang berkunjung dengan "chema", kotak kayu berisi biji-bijian yang berwarna-warni dan tepung jelai, yang melambangkan keberuntungan dan kemakmuran dalam budaya Tibet.
"Tetangga dari berbagai kelompok etnis di kompleks ini telah membaur dengan baik, layaknya mentega dan daun teh dalam teh mentega," ujar Sun.
Sun adalah warga etnis Han yang merupakan pensiunan pekerja konstruksi jalan asal Provinsi Gansu, menikahi istrinya yang berasal dari Tibet pada 34 tahun yang lalu saat dia bekerja di Xizang.
BACA JUGA:Tunggal Putra Indonesia Alwi Farhan Takluk dari Lei Lan Xi di BATC 2024
BACA JUGA:Indonesia Samai Skor dengan Tiongkok, Bagas/Fikri Menang di Perempat Final BATC
Selama bertahun-tahun, Sun mulai menggemari makanan Tibet seperti tsampa dan teh mentega.
Dia juga terbiasa membuat kudapan goreng tradisional untuk menyambut Tahun Baru Tibet.
Pada Sabtu, Sun memasak mi daging sapi, hidangan khas kampung halamannya, untuk keluarganya.