“Hingga saat ini belum ada yang tahu penyebab multiple myeloma yang jelas. Penyakit ini bermula dengan pembentukan satu sel plasma abnormal di sumsum tulang kemudian akhirnya berkembang biak dengan cepat,” ujar Dr. dr. Jeffry Beta Tenggara Sp.PD-KHOM.
Dia menjelaskan bahwa sel kanker terus berusaha menghasilkan antibodi, seperti sel plasma yang sehat dilakukan.
Namun, sel-sel myeloma menghasilkan antibodi abnormal yang tidak dapat digunakan tubuh.
Sebaliknya, antibodi abnormal dapat menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan masalah seperti kerusakan pada ginjal.
BACA JUGA:Mengenal Jenis Kanker Tenggorokan, Tanda, Penyebab, dan Pengobatan
BACA JUGA:4 Ide Kegiatan Ngabuburit Positif Penuh Berkah
Selain itu, sel kanker juga dapat menyebabkan kerusakan pada tulang yang meningkatkan risiko patah tulang.
Faktor Risiko
Risiko Multiple Myeloma meningkat seiring bertambahnya usia dan umumnya tidak dapat disembuhkan, dengan angka kematian yang masih sangat tinggi.
Sekitar setengah dari pasien yang baru terdiagnosis tidak dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun dan sekitar satu dari sepuluh pasien dengan multiple myeloma akan meninggal dalam waktu kurun waktu satu tahun setelah didiagnosa.
Prevalensi Jumlah Penderita
Secara global terjadi peningkatan kasus Multiple Myeloma sebanyak 126% dari tahun 1990 hingga 2016 dan sebesar 106% hingga 192% untuk semua kuintil SDI (Socio Demographic Index).
BACA JUGA:Kemenkes Targetkan Tiap Provinsi Punya RS Utama Layanan Kanker
BACA JUGA:Ternyata 70% Wanita yang Divonis Kanker Serviks Sudah Stadium Lanjut
Tiga wilayah dunia dengan tingkat kejadian Multiple Myeloma tertinggi berdasarkan usia adalah Australasia, Amerika Utara, dan Eropa Barat.
Walaupun Indonesia tidak termasuk dalam tiga wilayah tersebut namun berdasarkan data Globocon tahun 2020, diperkirakan terdapat 3.151 pasien baru yang terdiagnosis Multiple Myeloma di Indonesia.