Negeri para nabi

Reporter: Abdi Agusti Nurqoiron |

Editor: Fajar |

Selasa , 28 May 2024 - 21:53

Seorang anak laki-laki mengibarkan bendera Palestina saat demonstrasi pro-Palestina di Lafayette Square dekat Gedung Putih di Washington, AS, 2 Desember 2023. Orang-orang berkumpul dalam solidaritas setelah gencatan senjata sementara berakhir antara Israe--(REUTERS/BONNIE CASH)

Pohon zaitun, saksi bisu dari doa dan air mata,

Akar-akarnya meresapi kisah para nabi,

Namun kini terbakar, menjadi abu

Seperti harapan yang tertimbun dalam puing-puing sejarah.

Anak-anak adalah bintang di langit yang gelap,

Mereka menghafal surah-surah di tengah kobaran api,

Mencari perlindungan dalam janji Tuhan yang Maha Pengasih.

Bunda Palestina adalah Maryam yang menangis,

Menggendong luka dan duka di pelukannya,

Doanya adalah zikir yang bergema di malam sunyi,

Mengharap rahmat turun dari Arsy yang tinggi.

negeri para nabi                            palestina menangis dalam nyala, 
langit kelam menjadi saksi, bumi tertunduk pilu
di tanah para nabi, api melahap harapan, 
asap menggulung doa-doa yang tersebar di angin malam. 
 
masjid-masjid yang berdoa dalam bisu, 
menara-menara menjeritkan azan di tengah bara, 
suara panggilan suci terhalang oleh jeritan, 
bumi yang diberkati, kini terperangkap dalam derita. 
 
kuburan para syuhada, diselimuti debu pertempuran, 
ayat-ayat al-quran tertiup di antara reruntuhan, 
surah al-fil bergema, mengingatkan kekuatan yang datang dari langit, 
namun kini, burung ababil tampak jauh dari pandangan. 
 
pohon zaitun, saksi bisu dari doa dan air mata, 
akar-akarnya meresapi kisah para nabi, 
namun kini terbakar, menjadi abu
seperti harapan yang tertimbun dalam puing-puing sejarah. 
 
anak-anak adalah bintang di langit yang gelap, 
mereka menghafal surah-surah di tengah kobaran api, 
mencari perlindungan dalam janji tuhan yang maha pengasih. 
 
bunda palestina adalah maryam yang menangis,
menggendong luka dan duka di pelukannya, 
doanya adalah zikir yang bergema di malam sunyi, 
mengharap rahmat turun dari arsy yang tinggi. 
 
jerusalem, kota tiga agama, bergetar dalam kesakitan, 
dinding-dinding batu bersujud, mencium tanah yang terbakar, 
tangis dari masjid al-aqsa menyatu dengan doa dari gereja makam kudus, 
dan sinagoga yang merintih dalam kesendirian.
 
di bawah langit yang sama, umat berdoa
meminta damai turun seperti hujan dari surga, 
karena palestina adalah tanah suci yang dijanjikan, 
di mana setiap doa, setiap harapan, dilangitkan kepadanya. (*)