SYL Hampir Merasa Putus Asa Dengan ‘Framing’ Opini Terhadap Kasusnya
Menteri Pertanian (Mentan) periode 2019-2023 Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat membacakan nota pembelaan (pleidoi) pribadi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta.-ANTARA-Jambi Independent
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) periode 2019-2023 Syahrul Yasin Limpo (SYL) hampir merasa putus asa dengan pembentukan (framing) opini terhadap kasusnya yang mengarah pada cacian, hinaan, olokan, serta tekanan luar biasa dari pihak tertentu.
Ia mengatakan selama ini dirinya hanya berniat untuk bekerja memberikan pengabdian terbaik bagi bangsa dan negara serta seluruh rakyat Indonesia, baik sebagai aparatur maupun anggota masyarakat.
"Pembentukan opini tersebut seakan menjadi vonis yang mendahului putusan hakim," kata SYL saat membacakan nota pembelaan (pleidoi) di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Jumat.
Dia menyebutkan pembentukan opini yang mengarah pada cacian itu diterima SYL serta keluarganya, baik di tingkat pemeriksaan maupun selama proses persidangan.
BACA JUGA:Ingatkan Penegakan Hukum PDNS 2 Tak Diabaikan
BACA JUGA:Selesai Pekan Depan, Pemasangan Bilah Sayap Garuda Kantor Presiden IKN
Pembentukan opini itu, kata dia, berbentuk mulai dari berita bohong (hoaks) bahwa SYL menghilang dan melarikan diri pada saat melaksanakan tugas negara di luar negeri sampai berbagai hal yang melampaui batas keadaban masyarakat Indonesia.
SYL menilai pembentukan opini tersebut diproduksi dengan hebat, di mana isu liar dan tuduhan sesat terus terkapitalisasi, seolah-olah dirinya merupakan manusia yang rakus dan maruk.
Dirinya pun meyakini berbagai opini tersebut dirangkai untuk mempengaruhi publik dan membunuh karakter SYL.
"Bahkan kemungkinan juga berniat untuk mempengaruhi Majelis Hakim dalam memutuskan perkara ini dan kelihatan ada yang ingin mencari popularitas pada kasus ini," tuturnya.
BACA JUGA:Air Bersih Terdistribusi di IKN pada 15 Juli 2024
BACA JUGA:Satgas Telusuri Praktek Judi Daring di Kementerian
Dengan pembingkaian opini yang beredar selama kasusnya, SYL pun menilai terdapat pembentukan psikologi yang membuat kepanikan dan ketakutan bagi orang-orang yang sebenarnya mau memberikan dukungan, baik fakta maupun morel.
"Seakan tuduhan kepada saya ini bisa menyeret semua orang yang pernah berkenalan dan menjalin silaturahim dengan saya, baik dalam kedinasan maupun secara pergaulan," ungkap SYL menambahkan.